Senin, 03 September 2012

Teknik Komunikasi



Teknik Komunikasi
 ( Hadist Tematik Komunikasi )

Oleh : Maryadi

A. Pendahuluan

Communication is the key to success sebuah statement yang kerap kita dengarkan namun masih banyak yang gagal menerapkannya, berbagai alasan mengemukakan mulai dari ketidak percayaan diri, ketidaksempurnaan alat ucap (articulator) sampai dengan penampilan fisik yang tidak memadai. Ada beberapa hal yang dapat membantu kita untuk berkomunikasi lebih baik yaitu dengan cara yang penuh kasih, enak didengar, serta efektif sebagaimana berikut : 1).  Communicate Effectively, Lakukan komunikasi secara efektif, hindari tindakan pemberian instruksi yang tidak jelas atau ambigious (mengandung makna ganda). Menurut Joseph de Vito, untuk dipertimbangkan efektifitas sebuah komunikasi diantaranya yaitu:- Openess, adanya keterbukaan, Supportiveness, saling mendukung, Positiviness, bersikap positif, Empathy, memahami perasaan orang lain, Equality, kesetaraan[1]. 2).  Good Communication Erases Life Matters. Komunikasi yang didasari dengan pengertian yang baik dan bijaksana akan menghapus segala persoalan kehidupan. 3).  Simplify Your Words, menyederhanakan kosa kata yang digunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain. 4). Use Proper Words in Proper Place, Penggunaan kata-kata harus disesuaikan dengan tempat dimana komunikasi itu berlangsung. 5).Go Down to Earth When You Speak, Gunakan cara berbicara yang membumi dengan pilihan materi yang dapat dimengerti oleh orang-orang di sekitar kita. 6). Keep Your Message Simple and  Short, meringkas apa yang ingin kita sampaikan dalam kalimat-kalimat singkat, padat, tepat, dan memikat. 7). Focus on What You Talk About, untuk focus terhadap apa yang tengah kita bicarakan.8). Your Speech is Your Ads, so Be Creative, susunlah kalimat-kalimat kreatif dengan cara memilih kata-kata yang positif, dinamis dan berkekuatan karena “inilah iklan” diri kita. 9). Tell the Reason Why You Speak about It, katakan alasan tentang apa yang anda sampaikan. 10).  Speak Without any Borders, Bicaralah dengan bebas tanpa ada tekanan dan ketakutan. 11). Consider Community’s Values, Pertimbangkan nilai-nilai yang hidup dimasyarakat dimana kita sedang memberikan pembahasan terhadap suatu hal. 12). Cancel the Complicated Matters,Persoalan rumit yang belum cukup matang kita pahami sebaiknya ditunda saja perbincangannya. 13).  Quote Others to Ease Your Speech, Untuk itu catatan sejarah tentang apa yang pernah terjadi dapat kita kutip. 14).  Don’t Butt In!, lebih banyaklah mendengar daripada berbicara. 15). Never Plan What to Say When Listening, Berbicara dengan pikiran sendiri dan menyusun rencana selanjutnya untuk disampaikan akan mengganggu kelancaran komunikasi.16). Don’t Make Assumption Communication is not Easy, Jangan suka berasumsi berkomunikasi (yang baik dan benar) tidak mudah. 17). Don’t  Lie, pastikan anda jujur[2].

B. Teknik Komunikasi  Kajian Hadist Tematik          
Komunikasi merupakan aktivitas penting manusia dalam menjalani kehidupan. Sebagai bagian dari makhluk sosial yang syarat dengan keberagaman, kebutuhan, dan kepentingan serta harapan-harapan yang ingin dicapai, manusia tidak bisa lepas dari aktivitas komunikasi. Komunikasi sebenarnya  telah diajarkan oleh Sang Pencipta Allah SWT, melalui kitabnya Alquran tentang bagaimana pentingnya komunikasi bagi umat manusia. Komunikasi yang didasari dengan pengertian yang baik dan bijaksana akan menghapus segala persoalan kehidupan. Kesalahpahaman dan pertikaian hanya dapat diselesaikan dengan komunikasi, sehingga tidaklah terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa komunikasi adalah obat mujarab bagi segala persoalan. Bila ada seorang pemimpin yang menghadapi orang yang datang sambil marah-marah, misalnya jika pemimpin tersebut menanganinya dengan komunikasi yang baik, tutur kata yang sopan dan lemah lembut, semarah apapun orang tersebut sebelumnya, komunikasi yang baik akan dapat mengatasi semuanya itu.
Kepemimpinan memiliki hubungan yang erat sekali dengan komunikasi, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin memiliki pengikut guna merealisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya  teknikkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Sebagai seorang pemimpin, Muhammad Saw. dikenal sebagai komunikator ulung. Beliau berbicara dengan bahasa yang mudah dimengerti sesuai kadar intelektualitas dan lingkup pengalaman orang yang dihadapinya. Dalam teori komunikasi itu disebut sebagai frame of reference (kerangka dasar ilmu pengetahuan) dan field of experience (lingkup pengalaman). Jauh sebelumnya, yakni berabad yang lalu, Muhammad Saw. sudah menganjurkan kepada para sahabat tentang pentingnya kedua faktor itu dalam menjalin komunikasi yang efektif.
Sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari mengungkapkan Muhammad Saw.bersabda “Ajaklah mereka berbicara sesuai dengan apa yang mereka ketahui”, inilah yang disebut field of experience. Sedangkan pada sebuah hadis lain yang diriwayatkan Ad-Dailami, Muhammad Saw. bersabda “Aku diperintahkan untuk berbicara dengan manusia sesuai dengan kadar kemampuan berfikir mereka”, inilah yang diistilahkan field of reference. Untuk menghindari terjadinya distorsi atau salah pengertian yang merupakan hambatan komunikasi, Muhammad Saw. selalu berbicara dengan tenang dan jelas. Istri beliau, Aisyah, menceritakan, Rasulullah tidaklah berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengarnya.”(HR.Abu Daud). Dalam kesempatan lain Aiysah juga berkata, “Tutur kata Rasulullah sangat teratur, untaian demi untaian kalimat tersusun dengan rapi, sehingga mudah dipahami oleh orang yang mendengarkannya.”(HR.Abu Daud) Bahkan Muhammad Saw sering melakukan penegasan dengan menaikkan nada (affirmation) dan pengulangan (repetition) agar ucapannya dapat dimengerti dengan baik. Sebagaimana diriwayatkan, Anas bin Malik mengatakan: “Rasulullah sering mengulangi perkataannya tiga kali agar dapat dipahami. Sebagaimana hadist berikut :
عن انس عن النبي صلي الله عليه وسلم انه كان اذ سلم سلم ثلاثا واذا تكلم بكلمة اعاد ها ثلاثا
Artinya : Bersumber dari Anas ra, dari Nabi SAW. bahwasanya apabila beliau memberi salam kepada mereka beliau salam tiga kali, dan apabila mengatakan sesuatu perkataan beliau mengulanginya tiga kali. (HR. Bukhari ).
Dalam hadist yang senada dikemukakan ;
عن انس عن النبي صلي الله عليه وسلم انه كان اذا تكلم بكلمة اعاد ها ثلاثا حتى تفهم عنه واذا اتى على قوم فسلم عليهم سلم عليهم ثلاثا    
Artinya : Bersumber dari Anas ra, dari Nabi SAW. bahwasanya apabila beliau mengatakan sesuatu perkataan beliau mengulanginya tiga kali sehingga dipahami, dan apabila beliau datang pada suatu kaum maka beliau  memberi salam kepada mereka  salam tiga kali (HR. Bukhari )[3].
Sebagai seorang komunikator, Muhammad Saw terbukti memiliki dua faktor penting yang harus ada pada komunikator yakni kepercayaan audiens/lawan bicara kepada komunikator (source credibility) dan daya tarik komunikator (source attraction). Dalam komunikasi, beliau tidak hanya mengandalkan bahasa verbal, tetapi juga melalui bahasa tubuh (body language), bahasa imajerial, bahasa isyarat dan berbagai bahasa non-verbal lainnya[4]. Hasan bin Ali meriwayatkan secara lengkap betapa menarik dan santunnya Muhammad Saw. dalam berinteraksi antar sesama. Hasan bin Ali berkata “Saya pernah bertanya kepada pamanku, Hindun Ibn Abi Halah, yang sangat pandai menggambarkan sesuatu. Saya katakan kepadanya, ‘Gambarkanlah kepadaku bagaimana cara Rasulullah berbicara!?’ Ia berkata, ‘Rasulullah adalah seorang yang tampak selalu prihatin dan senantiasa berpikir. Beliau lebih banyak diam, dan berbicara seperlunya. Beliau memulai dan mengakhiri pembicaraannya dengan menyebut nama Allah. Ucapan beliau selalu padat, detail, dan jelas, tidak lebih dan tidak kurang, tidak kasar serta tidak merendahkan. Beliau selalu mensyukuri nikmat walaupun sedikit dan sama sekali tidak pernah mencelanya. Beliau tidak mencela dan memuji makanan.Urusan dunia beserta isinya tidak pernah membuat beliau marah. Jika kebenaran dilanggar, beliau tidak akan diam hingga kebenaran itu ditegakkan. Beliau juga tidak pernah marah dan tidak pula memperjuangkan kepentingan pribadi. Ketika menunjuk sesuatu, beliau selalu menggunakan seluruh telapak tangannya. Dalam keadaan takjub atau terkejut, beliau selalu membalik (telapak tangan). Ketika berbicara, beliau terbiasa menggunakan tangan untuk memperjelas perkataan dengan caramemukul-mukulkan telapak tangan kanan ke telapak jempol kiri. Ketika marah, beliau berbalik dan berpaling.Ketika senang, beliau menundukkan pandangan.Tawa beliau adalah senyuman, dan gigi beliau tampak seperti butiran salju.”(HR.Tirmidzi)

B. Pengertian Teknik Komunikasi

Suatu ketika Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang aku larang untuk kalian, maka tinggalkanlah, dan apa yang aku perintahkan kepada kalian, maka laksanakan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan terhadap para nabi mereka." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakr RA).
Apa yang dapat kita tangkap dari hadis ini? Semua pasti sepakat bahwa hadis ini sangat luar biasa. Redaksinya begitu singkat, tapi padat maknanya dan amat luas konsekuensinya. Tak salah pula bila kita mengatakan bahwa hadis ini adalah poros dalam Islam. Betapa tidak, di dalamnya tercakup dua cakupan Islam, yaitu perintah -- untuk menaati Allah dan Rasul-Nya -- dan larangan, yaitu untuk menjauhi apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Inilah sebuah teknik komunikasi yang dperagakan oleh Rasulullah.
Menurut istilah teknik komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi interaksi diantara keduanya untuk menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan media komunikasi. Menurut Effendi  teknik komunikasi[5]dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Komunikasi informatif (informative communication)
Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informative yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak[6].
Kendatipun demikian teknik informatif ini dapat pula berlaku pada seseorang, seperti halnya kajian ilmu yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, namun bersifat relatif, pasalnya pada kajian ilmu tertentu, sedikit banyak telah diketahui oleh mahasiswanya.

2.  Komunikasi persuasif (persuasive communication )
Komunikasi Persuasif (Persuasive Communication) adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri. Istilah “Persuasi”, berarti membujuk atau merayu. Jadi komunikasi persuasive adalah komunikasi yang mengandung bujukan atau rayuan[7].
Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
  Komunikasi persuasif akan sangat efektif terjadi apabila adanya pengurangan disonansi. Tetapi sebaliknya apabila disonansi itu ditingkatkan maka komunikasi persuasif kemungkinan akan tidak efektif. Dan komunikasi persuasif itu sangat memerlukan pemahaman dari seorang komunikator. Persuasif juga merupakan sesuatu atau semacam tipuan yang sangat meyakinkan. Dalam kamus besar persuasif diartikan komunikasi yang bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin) hanya dengan cara pendekatan itu dilakukan. Sedangkan arti persuasi adalah bujukan halus, ajakan seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek bauk yang meyakinkannya

3.  Komunikasi pervasif (pervasive  communication)
Pervasif dapat diartikan merembas atau meresap. Yakni komunikasi yang sifatnya bisa membuat seseorang dapat merasakan dan meresapi suatu komunikasi yang dihadapi pada waktu itu dan pada waktu tertentu. Sehingga orang tersebut dapat teringat secara terus menerus karena komunikasi yang didapat sudah menempel dan meresap pada otak atau fikirannya.

4.  Komunikasi koersif (coercive communication)
Komunikasi koersi adalah teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interes atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik ,perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Bagi seorang diplomat atau tokoh politik teknik tersebut menjadi senjata andalan dan sangat penting untuk mempertahankan diri atau menyerang secara diplomatis[8].

5.  Komunikasi instruktif (instructive communication)
Instruktif adalah suatu perintah yang bersifat mengancam. Tetapi ancamannya itu mengandung suatu yang dapat menjadikan seseorang itu untuk melakukan perintahnya. Instruktif bersifat memerintah, nasihat-nasihatnya bergaya. Sedangka yang dimaksud dengan instruksi adalah perintah atau arahan (untuk melakukan suatu pekerjaan atau melakukan suatu tugas, dan merupakan pelajaran dan petunjuk[9].

6.  Hubungan manusiawi (human relation) 
Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur kejiwaan yang amat mendalam. Seperti halnya mengubah sifat, pendapat, atau perilau seseorang. Jika ditinjau dari sisi ilmu komunikasi hubungan manusia ini termasuk kedalam komunikasi interpersonal, pasalnya komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dan bersifat dialogis[10].
Hubungan manusia pada umumnya dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan tabiat manusia. Untuk melakukan hubungan manusia biasanya digunakan beberapa teknik pendekatan yaitu pendekatan emosional (emosional approach) dan pendekatan social budaya (sosio-cultur approach).
Adapun teknik dalam hubungan manusiawi ini dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian, dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia. Demikian yang di katakan R.F.Maier dalam bukunya, principle of human relations .
 Dalam derajat intensitas yang tinggi, hubungan manusiawi dilakukan untuk menyembuhkan orang yang menderita frustasi. Seseorang yang menderita frustasi dapat dilihat dari tingkah lakunya, ada yang suka merenung murung, lunglai tak berdaya, putus asa, mengasingkan diri, mencari dalih untuk menutupi ketidak mampuannya, mencari kopensasi, berfantasi, atau bertingkah laku kekanak-kanaan. Maka disinilah pentingnya peranan hubungan manusiawi. Dan dia harus mampu membawa penderita dari problem situation kepada problem solving behavior.
Dalam kegiatan hubungan manusiawi ada cara atau teknik yang bisa digunakan untuk membantu mereka yang menderita frustasi, yakni apa yang disebut counseling (karena tidak ada perkataan bahasa indonesia yang tepat, dapat diindonesiakan menjadi konseling). Yang bertindak sebagai konselor (counselor) bisa pimpinan organisasi, kepala humas, atau kepala-kepala lainnya (kepala bagian, seksi, dan lain-lain). Tujuan konseling ialah membantu konseli (counselee), yakni karyawan yang menghadapi masalah atau yang menderita frustasi, untuk memecahkan masalahnya sendiri atau mengusahakan terciptanya suasana yang menimbulkan keberanian untuk memecahkan masalahnya.
Dalam kegiatan hubungan manusiawi terdapat dua jenis konseling, bergantung pada pendekatan (approach) yang dilakukan. Ada dua jenis konseling adalah directive counseling yaitu :
a. Directive counseling atau konseling langsung kadang-kadang disebut juga counselor centered approach, yakni conseling yang pendekatannya terpusat pada konselor. Dalam teknik konselor seperti ini aktifitas utama terletak pada konselor. Pertama-tama konselor berusaha agar terjadi hubungan yang akrab sehingga konseli menaruh kepercayaan kepadanya. Selanjutnya ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam rangka mengumpulkan informasi. Informasi yang diperolehnya itu berusaha memehami masalah yang memberati konseli.
Untuk mengetahui diagonisnya yang tepat, konselor harus memahami fakta masalah yang berhubungan dengan masalah itu. Jika konseli mengemukakan kesulitannya, konselor harus merasa pasti bahwa itulah masalah yang dihadapi oleh konseli. Konselor harus benar-benar mengerti mengenai informasi yang diperolehnya itu sehingga dapat melakukan interprestasi. Haya bila ia mengerti dan dapat melakukan interprestasi, ia akan dapat memberikan nasihat dan sugesti kepada konseli. Syarat sugesti ialah kepercayaan. Konseli akan kena sugesti kalau ia menaruh kepercayaan kepada konselor ; kalau konselor mempunyai kelebihan pengalaman dan pengetahuan dari pada konseli, dan bila tingkah laku konselor tidak konselor.
b. Non-directive counseling atau konseling tidak langsung disebut juga counselee centered aproach, pendekatan yang terpusat kepada konseli. Jenis ini dapat digunakan oleh konselor yang tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai pesikologi. Dibanding dengan counselor centered approach counseling  yang tradisional itu, counselee centered aproach counseling lebih ampuh dalam membantu seseorang yang menderita frustasi. Dalam konseling jenis ini, aktifitas utama terletak pada pihak konseli, sedangkan konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah memimpin dirinya sendiri. Konseli dibantu untuk merasa dirinya bebas untuk menyatakan isi hatinya, dan sebagainya.

C. Hadist yang berkaitan dengan teknik komunikasi

1.Teks Hadist
وحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْمَجِيدِ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ وَيَقُولُ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَيَقُولُ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ...
Artinya:  Muhammad bin al-Matsna menceritakan kepada saya, Abdul Wahhab bin Abdul Majid menceritakan kepada kami, dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya dari Jabir bin Abdullah dia berkata: Apabila berpidato merah menyala matanya, lantang suaranya dan bersangatan marahnya, sehingga seolah-olah Baginda seorang pemberi amaran yang menyatakan kepada angkatan tentera (tentang kedatangan musuh) dengan katanya: Bahawa musuh akan datang menyerang kamu pada pagi-pagi hari dan (mungkin) pada waktu petang!; serta Baginda bersabda: "(Masa) aku diutuskan dan masa berlakunya qiamat seperti dua jari ini," lalu Baginda menyatukan kedua jari tangannya - jari telunjuk dan jari tengah, serta baginda bersabda lagi: "(Ketahuilah) selain dari itu, maka sebenar-benar perkataan ialah kitab Allah dan sebaik-baik jalan pimpinan ialah jalan pimpinan Muhammad (s.a.w) dan (sebaliknya) sejahat-jahat perkara ialah perkara-perkara baharu (yang) diada-adakan dalam agama), sedang tiap-tiap perkara baharu (yang diada-adakan dalam agama) itu adalah bid'ah dan tiap-tiap bid'ah itu sesat". Kemudian Baginda bersabda lagi: "Aku adalah berhak menolong tiap-tiap seorang mukmin lebih daripada ia menolong dirinya sendiri, siapa yang meninggalkan harta benda maka itu adalah untuk waris-warisnya dan siapa yang meninggalkan hutang atau orang yang kehilangan tempat bergantung maka berserahlah kepadaku menjaganya atau akulah yang menanggung hutangnya".)[11]


2. Contoh salah satu skema sanad  hadis
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ يَقُولُ صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ وَيَقُولُ بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَيَقُولُ أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ ثُمَّ يَقُولُ أَنَا أَوْلَى بِكُلِّ مُؤْمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِأَهْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ دَيْنًا أَوْ ضَيَاعًا فَإِلَيَّ وَعَلَيَّ...


 





                                             


          
 

جَابِرِ
     
                                                                               
 
أَبِيهِ
 
 

جَعْفَرِ
                                                        
عَبْدُ الْوَهَّابِ بِشْرٍ
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى
مسلم
 











3.  Kualitas Sanad- Matan Hadis dan Asbabul Wurud
a. Muslim.
Nama lengkapnya adalah:  Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairii, Abu al-Husain al-Naisaburi. Dia lahir di Naisaburiy pada tahun 204 H,[12]  namun ada yang menyebutnya lahir pada tahun 206 H. Imam Muslim Wafat pada tanggal 25 Rajab 261 H di Nashar Abad  salah satu perkampungan di Naisabur. Guru-gurunya adalah : Al-Qa’nabiy, Ahmad ibn Yunus.  Daud ibn ‘Amrin al-Dabbiy, Yahya ibn Yahya al-Naisaburiy, al-Haitsam ibn Kharijah, Sa’id ibn Mansur. Harmalah bin Yahya bin Abdillah bin Harmalah. dan sejumlah ulama lainnya. Murid-muridnya:  Al-Turmuzy,  Abu Fadl Ahmad Ibn Salamah, Ibrahim ibn Abi Thalib, Ibn Khuzaimah dan lain-lain. Pandangan Kritikus Hadis:  Muhammad ibn Abd al-Wahhab al-Farra’ berkata: Muslim adalah. Maslamah ibn Qasim mangatakan Tsiqat.Ibn Abi Hatim   mengatakan: Tsiqat. Bindar berkata : Hafiz itu ada 4, yaitu Abu Zur’ah, Muhammad ibn Ismail, Addarimiy, dan Muslim. Ibnu al-Akram mengatakan: Muslin adalah termasuk tiga ulama hadis yang terkenal selain Muhammad ibnu Yahya dan Ibrahim ibnu Abi Thalib.Ibnu Hajar: Imam Muslim adalah seorang tsiqat hafiz, seorang imam penyusun kitab hadis dan seorang ‘alim dalam bing fiqh. [13]

b. Muhammad bin al-Matsna.
Nama lengkapnya:  Muhammad bin al-Matsni bin Ubaid. Termasuk Kibar Tabiin, menetap di Basrah dan meninggal tahun 252 H. Guru-gurunya: Ibrahim bin Ismail bin Isa, Bakar bin Isa, Khalid bin al-Harts, Abdul Wahhab bin Abdul Majid dan lain-lain. Murid-muridnya: Muhammad bin al-Matsni bin Ubaid salah seorang guru dari para ulama hadis seperti Bukhari, Muslim, Nasaai, Abu Daud, Tirmizi, Ahmad dan lain-lain.  Pandangan Kritikus Hadis: Al-Dzahabi: Tsiqah.  Abu Hatim: Hujjah. Al-Khatib mengatakan dia adalah: Tsiqah lagi Tsabat.
c. Abdul Wahhab
Nama lengkapnya:  Abdul Wahhab bin Abdul Majid. Termasuk kelompok pertengan dari kalangan Tabiin. Menetap di Basrah dan meninggal di Basroh tahun 194 H.  Guru-gurunya: Ishaq bin Ali bi Tamimah. Ja’far bin Abdullahm Majid, Habib bin Abi Qaribah, Al-Husin bin Zakwan, Khalid bin Mahran, dan lain-lain.  Murid-muridnya: Ibrahim bin Sa’id, Muhammad al-Mastna, Yahya bin akim dan lain-lain. Pandangan Kritikus Hadis :  Yahya bin Sa’id: dia Tsiqah. Muhammad bin Said, : Tsiqah,.Ibnu Husain’ Ibnu Hibban: Tsiqah.
d. Ja’far.
Nama lengkapnya: Ja’far bin Muhammad bin Ali bin al-Husaini. Lama tinggal di Madinah dan meninggal tahun 148 H.   Guru-gurunya: ‘Atha’  bin abi rabh, Muhammad bin Ali, Al-Hasan bin Yazid, Abdul Wahhab bin Abdul Majid dan lain-lain.   Murid-muridnya:Ismail bin Ja’far, Al-Hasan bin Saleh, Daud bin ‘Atha’ dan lain-lain.  Pandangan Kritikus Hadis: Al-Syafi’I menngatakan dia adalah tsiqah. Yahya bin Main: tsiqah. Abu Hatim: tsiqah.
e. Abihi/
Nama lengkapnya: Muhammad bin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, tinggal di Madinah dan meninggal tahun 114 H.  Guru-gurunya: Harmalah, Sa’id bin Malik, Jabir bin Abdullah bin Umar bin Hazmin, dan lain-lain.  Murid-muridnya: Jabir bin Yazid, Ja’far bin Muhammad, Hajjaj bin Arthah dan lain-lain.  Pandangan Kritikus Hadis: Al-‘Ajali mengatakan dia adalah tsiqah. Ibnu Hibban: dia tsiqah.
f. Jabir bin Abdullah.
Nama lengkapnya : Jabir bin Abdullah bin Umar bin Hazmin. Beliu termasuk sahabat nabi yang tergolng kaum Anshar. Beliau mempunyai Kuniyah Abu Abdullah, menetap di Madinah dan wafat tahun 78 H. Guru-gurunya:  Diantara guru-gurunya adalah Ibnu Ka’ab, Al-Haris bin Rabi’i, Abdur Rahman bin Sa’ad, Mu’adz bin Jabal, Ummu Malik dan lain-lain. Murid-muridnya:  Ibrahim bin Abdur Rahman, Sufyan bin Zaid, Urwah bin Ruwaim, Muhammad bin Muslim. Al-Jarh wa al-Ta’dil: Jabir bin Abdullah bin Umar bin Hazmin merupakan sahabat nabi dari kalangan Anshar, maka tidak perlu diragukan keadilan dan ke tsiqahannya. Bahkan tingkatannya sangat tinggi.
Setelah memperhatikan uraian  sanad hadis Jabir bin Abdullah yang ditakhrij oleh Imam Muslim maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
§   Kalau diperhatikan dari segi kwalitas pribadi dan kapasitas intelektual para perawinya, dapat dinyatakan bahwa seluruh perawi yang meriwayatkan hadis tersebut adalah Tsiqat dan maqbul.
§   Kemudian kalau dilihat dari segi hubungan periwayatan antara satu perawi dengan perawi yang lainnya, maka seluruh sanad hadis tersebut adalah bersambung/ muttasil
§   Dari lambang-lambang periwayatan hadis, sebahagian perawi mempergunakan lambangحَدَّثَنَا   yang menunjukkan ia memperoleh hadis secara langsung dan dengan metode mendengarkan/ السمع namun sebagian lagi mempergunakan lambang عن  sehingga karenanya hadis tersebut dikategorikan sebagai hadis معنعـن .  Hadis معنعـن diperselisihkan ulama ketersambungan sanadnya.[14] Walaupun demikian kalau diperhatikan kwalitas pribadi para perawinya dan hubungan masing –masing perawi dengan perawi sebelumnya maka seluruh sanadnya dapat dibuktikan dalam keadaan bersambung.
Atas dasar tersebut diatas, dapat dirumuskan kesimpulan akhir tentang status sanad hadis Abu Hurairah dan hadis Anas bin Malik di atas, bahwa sanadnya memenuhi kriteria Hadis Sahih, dan karenanya dapat dihukumkan bahwa hadis tersebut dari segi sanadnya adalah shahih li dzatihi.

4. Relevansi Hadis dengan Teknik Komunikasi
Matan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim di atas yang secara spesifik mengungkapkan teknik komunikasi yang terdapat pada kata (احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ)  yang artinya merah menyala matanya, (وَعَلَا صَوْتُهُ),  lantang suaranya dan  (وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ) bersangatan marahnya. Merah menyala matanya merupakan salah satu bahasa tubuh terkait dengan ekspresi wajah seseorang kepada orang lain. Ekspresi wajah berupa merah menyala matanya tersebut menampakkan keadaan seseorang yang sangat serius, sehingga orang lain akan mencurahkan perhatiannya dengan sungguh-sungguh. Lantang suaranya merupakan sebuah penekanan intonasi untuk menggerakkan orang lain akan pentingnya informasi yang disampaikan, sehingga membutuhkan kesiapan untuk menjalankan apa yang di instruksikan dari informasi yang disampaikan. Dan bersangatan marahnya menunjukkan akan pentingnya apa yang disampaikan dari yang memiliki kekuasaan dan kekuatan, sehingga apa yang disampaikan benar-benar sangat penting dan harus dikerjakan sesuai dengan apa yang disampaikan dan sekaligus bermanfaat untuk orang lain untuk memberi keyakinan yang mendalam.
 Apa yang dapat kita tangkap dari hadis ini,  Semua pasti sepakat bahwa hadis ini sangat luar biasa. Redaksinya begitu padat maknanya dan amat luas konsekuensinya. Tak salah pula bila kita mengatakan bahwa hadis ini adalah poros dalam Islam. Betapa tidak, di dalamnya tercakup dua cakupan Islam, yaitu perintah -- untuk menaati Allah dan Rasul-Nya -- dan larangan, yaitu untuk menjauhi apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya. Berkaitan dengan hadis tersebut  Imam Nawawi berkata, "Hadis ini merupakan dasar-dasar Islam yang sangat penting". Ibnu Hajar Al-Haitami pun memberikan komentar, "Hadis ini adalah hadis yang sangat luar biasa  karena merupakan dasar agama dan bagian rukun Islam. Karena itu, sebagai seorang Muslim hadis ini patut kita hapalkan, kita perhatikan, dan kita maknai kandungannya.

D. Penutup
Mengapa Rasulullah SAW mampu menjadi seorang komunikator yang baik? Ada tiga rahasia kesuksesan komunikasi beliau. Pertama, adanya kefasihan dan bicara (fashahah) yang bersumber dari kecerdasan beliau sebagai utusan Allah (fathanah). Setiap Rasul, dalam menyampaikan ajarannya, harus menghadapi perdebatan dengan orang-orang yang menentangnya, harus menjawab pertanyaan para pengikutnya yang beraneka ragam, atau menghadapi pemikiran dan pelecehan para penyebar keragu-raguan. Karena itu, kecerdasan, kekuatan argumen, serta kefasihan berbicara setiap Rasul harus melebihi siapa pun dari kaum yang didatanginya. Kalau tidak memiliki kualitas seperti ini, semua yang disampaikannya walaupun benar akan mudah dipatahkan dan diingkari.
Rasulullah SAW diutus pada suatu kaum yang sangat mengagungkan kehebatan merangkai kata. Rasulullah SAW pun diutus tidak pada satu golongan manusia. Beliau diutus pada suatu kaum yang memiliki latar belakang ilmu, status sosial, dan spesialisasi yang berbeda-beda. Di antara mereka ada tokoh agama, ahli politik, ahli ekonomi, ahli hikmah, pedagang, peternak, orang kaya, fakir miskin, budak belian, dan lainnya. Semuanya harus diberi argumen agar bisa menerima Islam. Jika Rasulullah SAW bukan manusia paling cerdas, paling luas wawasannya, dan paling jelas juga paling fasih bicaranya, tidak mungkin beliau bisa melakukan semua itu. Allah SWT menegaskan hal ini dalam QS An-Nisaa'  ayat 165: ''(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-Rasul itu. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.''
Kedua, karena bayan atau ajaran yang Beliau sampaikan mengandung kebenaran mutlak. Secerdas apa pun orang dan sefasih apa pun ia berbicara, tidak akan bernilai dan tahan lama bila yang diungkapkannya tidak mengandung kebenaran. Salah satu kesuksesan dakwah Rasulullah SAW adalah kesempurnaan ajaran yang dibawanya. Ajaran yang tidak benar (tidak sempurna), argumennya tidak akan jelas, lemah, dan selalu mentah. Ajaran yang dibawa Rasul sangat sempurna dan "multimanfaat". Ia bisa diterima semua kalangan, masuk akal, menenangkan, dan tidak dibuat-buat. Banyak cerdik pandai yang mencari-cari kelemahan ajaran Rasulullah SAW, dan sebanyak itu pula mereka gagal menemukannya.
Ketiga, semua kata-kata Rasulullah SAW keluar dari hati yang bersih (qalbun saliim); hati yang penuh kasih sayang, hati yang damai, dan bersih dari kotoran dosa. Tak heran bila kata-kata beliau memiliki "ruh" yang bisa melembutkan hati sekeras batu. Kepintaran, kefasihan bicara, dan kebenaran ajaran, hanya akan menyentuh aspek akal. Hati hanya bisa disentuh dengan kata-kata yang keluar dari hati yang bersih pula.







Daftar Pustaka
Al Qur’an
Kutub al-Tis’ah : Program Digital
Al-Hafiz al-Syaikh Syihab al-Din Abi al-Fadl Ahmad bin ‘Ali Ibn  Hajar al-‘Asqolaniy, Tahdzib al-Tahdzib, Beirut, Juz Daar Shadir, 1417 H/1997,Juz 10
Jalaluddin Rahmat, “Pemahaman Hadis: Perspektif Historis” dalam Al-Hikmah Jurnal Studi-Studi Islam, Bandung: Yayasan Muthahhari, 17 Vo;.VII / Tahun 1996
Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, Profesional Books, 1997
Johannessen, R.L., Ethics in Human Communications, 1983.
Nawir Yuslem, Metodologi Penelitian Hadis, Teori dan Inplementasinya dalam Penelitian Hadis, Citapustaka Media Perintis, Bandung,  2008
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung : Remaja Rosydakarya, 1992
--------------------, Human Relations & Public Relations, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003
Umairul Ahbab Baiquni dan Achmad Sunarto, Terjemah Hadist  Shahih Bukhari, Bandung : Husaini, 1417/1997



[1].   Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta, Profesional Books, 1997 ), hal.429
[2].  Johannessen, R.L., Ethics in Human Communications, 1983.
[3]. Umairul Ahbab Baiquni dan Achmad Sunarto, Terjemah Hadist  Shahih Bukhari, ( Bandung : Husaini, 1417 ), h. 100
[4]. Jalaluddin Rahmat, “Pemahaman Hadis: Perspektif Historis” dalam Al-Hikmah Jurnal Studi-Studi Islam, (Bandung: Yayasan Muthahhari, 17 Vo;.VII / Tahun 1996), hlm. 21-31 
[5]. Onong Uchjana Effendy, Human Relations & Public Relations, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), h:55
[6] Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia, (Jakarta, Profesional Books, 1997 ), hal.429
[7]. Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 1992), hal.21  
[8].  Onong Uchjana Effendy, 1992, h. 21
[9].  Ibid. h. 25
[10]. Ibid,  h. 211
[11]  Kutub al-Tis’ah: Program Digital, (HR. Muslim. No. 1435. Pada Bab. Fi Takhfif al-Shalah)
[12] Al-Hafiz al-Syaikh Syihab al-Din Abi al-Fadl Ahmad bin ‘Ali Ibn  Hajar al-‘Asqolaniy, Tahdzib al-Tahdzib,  Beirut, Juz Daar  Shadir,  Juz, 10, t. 1417 H/ 1997. h. 126.
[13] . Tahzib al-Tahzib, Juz, 10, h, 129.
[14]  Nawir Yuslem, Metodologi Penelitian Hadis, Teori dan Inplementasinya dalam Penelitian Hadis, Citapustaka Media Perintis, Bandung, t, 2008, h, 68.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar