Rabu, 03 April 2013

Strategi Komunikasi Sekretaris


Strategi Komunikasi Sekretaris Dalam Menjalankan Tugas Dan Fungsi Jabatannya

Abstrak
Tugas dan fungsi jabatan seorang sekretaris sebagai kunci kedua setelah manajer atau pimpinan pada kelancaran administrasi organisasi dapat mencari dari akar permasalahan, karena dia-lah yang paling tahu perjalanan organisasi.Nilai lebih sekretaris bisa mengambil keputusan dengan fakta, data dan informasi yang didapatnya langsung dari atasan dan bersifat akurat.Sekretarismerencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan organisasi seperti, pengelolaan urusan keuangan, pelaporan, kepegawaian, perlengkapan,urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, bagaimanakah strategi komunikasi sekretaris dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, bagaimanakah strategi komunikasi sekretaris dalam  mengukur dan mengevaluasi komunikasi secara efektif untuk merencanakan dan melaksanakan  kegiatan organisasi. Bagaimana caramengevaluasi pengelolaan urusan keuangan, pelaporan, pengelolaan urusan kepegawaian, pengelolaan perlengkapan, urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan.
Dari permasalahan yang dikemukakan, strategi  komunikasi  yang dilakukan sekretaris  dalammengukur dan mengevaluasi komunikasi secara efektif dengan merencanakan dan melaksanakan  kegiatan organisasi, melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, membuat pelaporan, melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, melaksanakan pengelolaan perlengkapan, urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan, yaitu dengan teknik komunikasi yang berdasarkan pada karakter masyarakat.
Jika ditinjau dalamEffective Communictions Measurement And Evaluation oleh Wilson, Laurie J. and Joseph D. Odgen,(2008: 154)dikemukakan bahwa dalam pengukuran hubungan masyarakat kita akhirnya berusaha untuk mendapatkan orang untuk: 1. Kita lakukan sesuatu yang  ingin mereka lakukan,  2.Kita tidak melakukan sesuatu yang  tidak mereka lakukan, 3. Mari kita melakukan sesuatu yang kita ingin lakukan. Setelah mengidentifikasi mana dari ketiga hasil yang diinginkan, pengukuran menjadi sangat sederhana.
Konsep yang digunakan sekretaris dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya  yaitu dengan memberi dukungan teknis dan administrasi secara efektif dalam pengambilan kebijakan organisasi,dengan meningkatkan pembinaan dan kualitas sumber daya serta sarana dan prasarana di lingkungan secretariat sebagaimana tercantum dalam teori diatas.
Kemudian berdasarkan analisa yang dilakukan, bahwa kemajuan organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan sekretaris untuk memperoleh dan memproses informasi, agar dapat mengambil keputusan yang cepat dan akurat.Peran utama para sekretaris yang menjadi pendukung utama para pengambil keputusan, harus mampu mencari dan memilih informasi bagi atasannya. Disamping sebagai sekretaris  jugasebagai penanggung jawabsecretariat.
Sebagai kesimpulan secara teoritis seorang sekretaris  handalsebaiknya harus memahami segala keperluan dan kebutuhan organisasi terkhusus atasannya. Untuk dapat menjalankan peran ini, sekretaris harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai.Seorang sekretaris selalu membuat daftar semua pekerjaan yang akan dilakukan dan minta  atasan memberikan persetujuan untuk daftar tersebut.

Kata kunci:Strategi komunikasi,tugas dan fungsi sekretaris.

A. Pendahuluan

Sekretaris dan kantor merupakan satu kesatuan yang utuh dan bahkan sekretaris adalah kunci kedua setelah manajer atau pimpinan. Segala urusan perkantoran mulai dari surat-menyurat sampai masalah keputusan pimpinan sangat mempunyai pengaruh terhadap sekretaris. Segala penyelesaian urusan dan proses administrasi perkantoran terletak pada kepintaran sekretaris.Seorang sekretaris memiliki tugas dan tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kelancaran administrasi organisasi semata.
Dalam menjalankan tugasnya sekretaris harus bisa mencari akar permasalahan, karena sekretaris yang paling tahu perjalanan organisasi.Nilai lebih sekretaris bisa mengambil keputusan dengan fakta, data dan informasi yang didapatnya langsung dari atasan dan bersifat akurat. Sekretaris bisa saja memberikan saran atau alternatif jalan keluar pada atasan, selama  fakta permasalahan yang sebenarnya diketahui. Seperti merencanakan dan melaksanakan kegiatan organisasi, melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, evaluasi dan pelaporan, melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, melaksanakan pengelolaan perlengkapan,urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan[1].
Di samping itu, sekretaris dalam mewujudkan tugas pimpinannya kepada bawahan dapat berwujud dengan bertindak adil dan bijaksana, yakni bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan benar.Memberikan contoh yang baik, yakni menyangkut tentang etika dan cara kerja yang sesuai dengan visi dan misi organisasi. Mengusahakan terpenuhinya keperluan pegawai bawahan, hal ini penting karena pemenuhan hak-hak bawahan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja organisasi. Menciptakan suasana kerja yang tenang, aman, dan tentram, yakni adanya lingkungan kerja yang kondusif sehingga semua bawahan dapat bekerja dengan baik dan lancar. Hal tersebuttentu tidak akan mencapai hasil yang baik tanpa adanya kerja sama pada semua pihak[2].
Faktor-faktor yang penting dan mempengaruhi jalannya kerja sama sekretaris terhadap pihak lain diantaranya dengan melakukan koordinasi, yakni terjadinya hubungan kerja antara pihak satu dengan jenjang lainnya terutama dengan sekretaris. Integrasi, yakni terciptanya sistem kerja yang menyatu dan terpadu secara sistematik sehingga setiap pihak sangat saling terkait.Sinkronisasi, yakni adanya kesesuaian kerja antara pihak satu dengan lainnya, walaupun pada masing-masing pihak mempunyai tugas masing-masing.Harmonisasi kerja sesama pegawai dan sekretaris.Kesetiaan para pegawai, yakni berkaitan degan loyalitas dan kesungguhan untuk memajukan organisasi.Berpikir secara kritis dan dinamis dalam rangka memajukan organisasi.Tersedianya sarana dan fasilitas yang memadai sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.Tercukupinya dana untuk melakukan aktivitas organisasi, termasuk dalam hal gaji, walaupun pada dasarnya permasalahan gaji merupakan wewenang dari organisasi[3].
Kewajiban kekretaris karena jabatannya pada dasarnya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, untuk maksud tersebut sekretaris harus mengetahui benar tentang tugas sekretaris sebagai pembantu manajer atau pimpinan, sebagai manajer atau pimpinan bawahannya, hal-hal yang bersifat umum dan punya hubungan dengan manajer dan harus mengetahui benar tentang tujuan organisasi.
Berdasarkan jabatan tersebut, maka seorang sekretaris harus mampu melaksanakan tugasnya sebagai sekretaris dan mampu mengembangkan kemampuan kepribadian diri sebagai seorang sekretaris, maka seorang sekretaris harus dapat memenuhi keterampilan dasar mengenai surat-menyurat (korespondensi), mengetik dan stenografi, pembukuan (accounting), penggunaan peralatan kantor, pengarsipan (filling), human relations.
Sedangkan untuk dapat meningkatkan kemampuan pribadi dan kepercayaan diri, maka seorang sekretaris harus, pandai menyesuaikan diri, yakni kemampuan menempatkan diri pada situasi tertentu, memahami segala tugas yang menjadi kewajibannya sehingga dapat menghindari kesalahan, mau bertanya terhadap segala sesuatu yang kurang jelas, dapat bekerja sendiri tanpa harus memperoleh bantuan orang lain, mampu menyesuaikan kondisi, bijaksana terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan atau diri sendiri, teliti dan tekun dalam penyelesaian tugas dan kewajiban, inisiatif dan kreatif.

B. Kerangka Teori
Istilah sekretaris berasal dari Bahasa Latin yaitu secretum yang artinya rahasia.Dalam Bahasa Perancis disebut secretaire, dalam Bahasa Belanda yaitu secretares, sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut secretary yang berasal dari kata secret yang berarti rahasia. Sesuai dengan asalnya, maka seorang sekretaris harus bisa menyimpan rahasia dalam arti rahasia perusahaan atau yang tidak perlu diketahui oleh orang lain atau para pegawai[4]. Secara umum sekretaris adalah seorang karyawan atau pegawai yang diangkat oleh pimpinannya sebagai pembantu pribadinya untuk mengerjakan tugas-tugas kantor atau perusahaan, karena dianggap dapat dipercaya dalam mengerjakan tugas-tugas pimpinan dan dapat memegang rahasia perusahaan.
Jika dikaitkan dengan pendapat Wilson, maka seorang sekretaris harus dapat melakukan evaluasi dan  komunikasi secara efektif. Dikemukakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang teknik dan model evaluasi tampaknya menjadi alasan utama praktisi tidak mengusulkan atau melakukan evaluasi.Evaluasi merupakan suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya.Untuk maksud tersebut perlu adanya monitoring yaitu suatu kegiatan internal proyek yang berupa studi-studi diagnostik yang fungsinya untuk mendukung manajemen pembuatan keputusan.Monitoring pada dasarnya adalah menghimpun informasiatau data secara kontinyu agar tingkat kemajuan dan perkembangan suatu programtetap dapat diikuti, sehingga upaya perbaikan atas kinerja program dapat dilakukan secara optimal[5].
Tujuan  evaluasi dimaksud untuk memperkirakan, menaksir, menilai keberhasilan, kegagalan sebuah program sesuai dengan yang diharapkan. Indicator keberhasilan, kegagalan sebuah program dilihat dari indicator-indikator sebagai berikut:
a. Perubahan-perubahan apakah yang telah terjadi – sebagai akibat intervensi – dan sejauh manakah perubahan-perubahan tadi sejalan dengan tujuan program atau proyek?
b. Bagaimanakah pencapaian hasil akhir (outcome) proyek itu secara meyakinkan terkait langsung dengan berbagai sumberdaya yang telah dicurahkan pd proyek tersebut?
Sekarang ini ada kecenderungan bahwa tingkat rasionalitas dan akuntabilitas sangatlah penting bagi pelaksanaan sebuah program untuk itu perlu adanya evaluasi program yang dapat menghasilkan data-data konkrit dan dapat digunakan oleh pembuat kebijakan guna menetapkan nasib dari kebijakan/program tersebut.(diteruskan, ditunda atau diberhentikan).
Lebih lanjut dikemukan Wilson bahwa fungsi evaluasi adalah: 1). Fungsi Pembelajaran,  yaitu untuk mengetahui keberhasilan kegiatan atau kegagalan dan mengetahui penyebabnya, dimungkinkan penyempurnaan kinerja program di masa mendatang dan menghindari kesalahan yang telah dibuat pada masa lalu.2). Evaluasi dapat berfungsi sebagai kemudi dan manajemen. Yaitu sebagai umpan balik dan kendali pencapaian tujuan program. Serta membuat penyesuaian mengenai cara bagaimana sebaiknya program dilaksanakan.3). Evaluasi mengemban fungsi kontrol dan inspeksi. Artinya dpt digunakan sbg informasi kpd pimpinan puncak atau pihak donor apakah kegiatan program telah dilaksanakan dgn benar dan membawa hasil sesuai yg diharapkan.4). Evaluasi dapat mengemban fungsi akuntabilitas, karena ia memberikan informasi ttg penggunaan anggaran/dana.5). Evaluasi dapat berfungsi kepenasihatan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk mendapatkan dana yang lebih banyak guna mendanai program sejenis di masa yang akan datang[6].
Adapun unsur-unsur dalam evaluasimeliputi:
1. Penghimpunan informasi secara sistematik
2. Bagi kebutuhan sekelompok orang yang berkepentingan (stakeholders).
3. Untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai proses-proses perubahan yang ditimbulkan oleh suatu proyek atau program.
4. Pengambilan keputusan mengenai efektivitas program atau upaya-upaya tertentu untuk penyempurnaannya di masa dating.
Apabila dicermati, unsur-unsur di atas mencerminkan:Sifat aplikatif atau terapan dari setiap evaluasi.Penggunaan kerangka konseptual atau teoretik untuk melakukan evaluasi, guna menyimpulkan kegagalan program disebabkan faktor implementasi ataukah oleh perumusan konsepsi awal dan landasan teoretikal dari program tersebut.
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi[7]. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan[8].Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai[9]. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu[10].
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan.Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya[11].
Sekretaris profesional menyadari untuk mencapai evaluasi dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untukmengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian[12].
Dalam melakukan  pengukuran dikemukakan Wilson bahwa pengukuran dalam melihat realita hubungan masyarakat kita akhirnya berusaha untuk mendapatkan orang untuk: 1. Kita lakukan sesuatu yang  ingin mereka lakukan,  2. Kita tidak melakukan sesuatu yang  tidak mereka lakukan, 3. Mari kita melakukan sesuatu yang kita ingin lakukan. Dikemukakannya setelah mengidentifikasi mana dari ketiga hasil yang  diinginkan, pengukuran menjadi sangat sederhana[13].
Dengan demikian seorang sekretaris yang profesional mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dengan baik jika tidak pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretarisannya akan berjalan dengan kurang baik. Secara umum, syarat untuk menjadi seorang sekretaris harus mempunyai minat untuk melaksanakan tugas kesekretarisan dan keahlian (skill) dibidang kesekretarisan sesuai dengan pengertian atau definisi tentang sekretaris.
Sedangkan syarat-syarat lain untuk menjadi sekretaris sebagai berikut :
1. Syarat kepribadian, yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi sekretaris, seperti penyabar, simpatik, bijaksana, penampilan baik, pandai bergaul, dapat dipercaya, memegang teguh rahasia, dll.
2. Syarat pengetahuan umum, yaitu memiliki pengetahuan tentang perkembangan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan kesekretariatan seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan hukum serta secara umum dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya. Hal ini penting karena seorang sekretaris menghadapi banyak jenis pekerjaan sesuai dengan bidang yang dilakukan oelh seorang pimpinan sehingga kurang mengikuti perkembangan yang terjadi tentunya dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
3. Syarat pengetahuan khusus, yaitu pengetahuan tertentu yang sesuai jabatan dan tugas sekretaris sesuai tempat dimana ia berkerja. Biasanya syarat pengetahuan khusus ini harus ditempuh melalui pendidikan yang sifatnya formal, seperti sekolah tentang manajemen kesekretarisan.
4. Syarat skill dan teknik kesekretariatan, kemampuan seorang sekretaris yang langsung berhubungan dengan tugas kesekretarisannya, seperti kemampuan mengetik, koresponden, stenograf, dan kearsipan.
5. Syarat praktek, yaitu kemampuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, seperti meneriam tamu, telepon, dan membuat agenda pertemuan pimpinan.

C. Metodologi
Seorang sekretaris dalam melihat perubahan-perubahan organisasi yang terjadi, harus menetapkan metodologi evaluasi sebagai kriteria-kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk melakukan penilaian tentang sebuah program.Untuk mengetahui pencapaian hasil akhir sebuah program yang cocok digunakan adalah analisis kualitatif karena lebih peka dengan isu-isu social politik dan kelembagaan yang sangat terkait dengan kebijakan public.
Evaluasi komunikasi yang lengkap dan mendalam menggunakan lebih dari satu teknik  dan metode. Hal ini terkait dengan rekomendasi yang dihasilkan yang  harus  dapat  mengatasi  masalah  dan  memperbaiki  sistem  yang  ada. Masalah-masalah  dalam  sistem komunikasi  organisasi  disebabkan  oleh beberapa  faktor  dan  mempunyai  pengaruh  baik  internal  maupun  eksternal sehingga membutuhkan analisis dan interpretasi multidimensional.
International Communication Association telah membakukan standar pengukuran untuk evaluasi komunikasi yang  dikenal sebagai system lima alat pengukuran yang oleh Goldhaber dirumuskan menjadi teknik dan metode :
1. Survey dengan kuesioner, survey dalam ICA Audit terdiri dari 122 butir pertanyaan, termasuk 12 butir tentang cirri-ciri demografik, 34 butir tentang kebutuhan organisasi
2. Wawancara tatap muka, tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk  memeriksa,  menguji  atau  melengkapi  data  yang  diperoleh melalui  alat  ukur   lain.  Terdiri  dari  wawancara  penjajakan  untuk mengumpulkan informasi penting dalam rangka pengenalan masalah dan wawancara pendalama yang disebut juga wawancara tindak lanjut untuk membantu tafsiran atas temuan yang diperoleh melalui alat audit lain[14].
Agar wawancara dapat memberikan hasil yang maksimal, pewawancara harus seorang yang terlatih.Seorang pewawancara yang baik, setidaknya dapat menggunakan enam jenis pertanyaan untuk memperoleh data yang berbeda-beda. Keenam pertanyaan itu adalah :
a. Pertanyaan terbuka (open questions)
b. Pertanyaan tertutup (closed questions)
c. Pertanyaan khusus (specific questions)
d. Pertanyaan reflektif (reflective questions)
e. Pertanyaan yang mengarahkan (leading questions)
f. Pertanyaan pengandaian (hypothetical questions)
3. Teknik   analisis   jaringan,   untuk   memetakan   kegiatan-kegiatan komunikasi yang melibatkan responden dalam organisasi ataupun unit kerjanya baik secara formal  maupun non formal. Responden secara khusus   diminta   menunjukan   sejauhmana   dan   dengan   intensitas bagaimana ia terlibat dalam komunikasi dengan rekan-rekan unit atau departemennya  didalam  jam  kerjanya  baik  pada  jaringan  formal maupun non formal.
Pengalaman   komunikasi   dikenal   dengan   teknik   peristiwa   kritis.Responden diminta menguraikan peristiwa-peristiwa komunikasi yang dianggap sebagai contoh yang khas baik peristiwa sukses maupun kegagalan.  Dari cerita tersebut dapat ditarik kesimpulan seperangkat contoh  khas  tentang  komunikasi  dalam  suatu  organisasi  sehingga dapat dijelaskan mengapa komunikasi di suatu unit berhasil atau gagal profil dasar kesuksesan atau kegagalan komunikasi dalam berbagai unit kerja organisasi.
4. Catatan harian komunikasi, hanya cocok digunakan pada organisasi dengan struktur yang kompleks dan jelas. Setiap responden diminta membuat  catatan  dalam  buku  harian  selama  satu  minggu  tentang semua kegiatan komunikasi yang dilakukan (antar pribadi,  via telpon, rapat, pesan tertulis yang diterima dan dikirim) dalam bentuk formulir.
Standar pengukuran ini tidak kaku artinya para ahli atau konsultan tetap memiliki kebebasan untuk memilih dan menetukan teknik dan metode mana  saja  yang  dianggap  sesuai  dengan  masalah,  situasi  organisasi  dan tujuan audit yang hendak dicapai karena setiap organisasi pun berbeda baik jenis, ragam maupun ukurannya[15]
5. Berdasarkan sumber lain, metode yang dapat digunakan dalam Evaluasi komunikasi, meliputi readership survey, misalnya untuk mengetahui seberapa banyak  pembaca,  peserta  program,  pemahaman  terhadap  suatu  publikasi khusus atau pesan-pesan tertentu, content analysis, untuk mengkoding dan mengklasifikasikan secara sistematis pesan-pesan khusus dalam aspek tema- tema yang ada maupun atribut-atribut lain yang melekat dalam pesan sperti pesan yang favorable maupun sebaliknya, readability studies, untuk  menilai tingkat  keterbacaan  sebuah  artikel  atau  isi   media  cetak,  communication climate survey, untuk mengukur sikap atau persepsi publik terhadap tingkat keterbukaan dan ketersediaan saluran komunikasi dan network analysis, untuk mengamati  frekuensi  dan  pentingnya  jaringan  interaksi,  dimana  pola-pola jaringan  komunikasi  dibandingkan  dengan  struktur  organisasi  formal  untuk melihat kesenjangan antara yang diharapkan  manajemen dengan kenyataan dalam praktek[16]
Jika mengacu pada pendapat Wilson untuk keberhasilan pekerjaan seorang sekretaris dalam pelaksanaan kinerjanya, harus melihat realita hubungan masyarakat yang terjadidan berusaha untuk mendapatkan simpati masyarakat yaitu dengan:1. Melakukan sesuatu yang  ingin mereka lakukan,  2. Kita tidak melakukan sesuatu yang  tidak mereka lakukan, 3. Mari kita melakukan sesuatu yang kita ingin lakukan. Dikemukakannya setelah mengidentifikasi mana dari ketiga hasil yang  diinginkan, pengukuran menjadi sangat sederhana[17].
Untuk keberhasilan pekerjaan seorang sekretaris dapat juga memperhatikan pendekatan lima deskripsi kunci publik dan pesan yang dikemukakan Wilson. Dinyatakan bahwa dari setiap audience untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai harus memperhatikan: 1. Profil demografis dan psikografis, 2. Memotivasi kepentingan diri sendiri, 3. Masalah status hubungan dengan organisasi saat ini, 4. Pihak ketiga tokoh masyarakat dan pemimpin opini lain, 5. Apa sasaran masyarakat membantu  mencapai tujuan yang akan dicapai. Sedangkan pesan merupakan  spesifik publik dan menarik bagi kepentingan publik itu sendiri. Pesan tersebut dirancang sebagai pesan primer dan kedua.Pesan utama adalah satu atau dua laporan ringkasan kalimat yang mirip dengan penekanan suara mendalam.Pesan sekunder adalah rincian pesan singkat yang menambah kredibilitas dan suport pesan utama dengan fakta, testimonial, contoh, dan informasi lainnya dan argumen persuasif[18] .
Dalam mengaplikasikan teori untuk keperluan penelitian, dikemukakan pendapat publik atau khalayak yang mungkin terlibat dalam memecahkan masalah atau isu yang dihadapi. Sebagai sekretaris menggunakan data primer dan sekunder yang dikumpulkan untuk profil demografis dan psikografis serta pendapat masyarakat, sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan gaya hidup untuk kepentingan pimpinan dalam mengambil kebijakan.  Sekretaris sedapat mungkin  untukmenemukan kebiasaan media masyarakat dan saluran terbaik untuk digunakan dalam berkomunikasi dengan mereka. Sekretaris menganalisis hubungan publik potensial dengan masalah dan pimpinan, dan sekretaris harus mengidentifikasi kepentingan masyarakat dan tokoh masyarakat.Jika sekretaris telah menyelesaikan analisis itu, sekretaris telah memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang masing-masing publik potensial dan tantangan yang dihadapi saat ini, sehingga dengan mudah menginformakan kepada pimpinan dalam mengambil kebijakan dengan benar. Selanjutnya, sekretaris hendaknya meninjau tujuan dan menentukan tujuan setiap masyarakat yang potensial agar dapat membantu tujuan yang akan di capai pimpinan. Ingat bahwa lebih dari satu kelompok masyarakat mungkin perlu dihubungi untuk menyelesaikan setiap tujuan atau tugas, dan  mungkinjuga sekelompok masyarakat dapat menolong untuk mencapai lebih dari satu tujuan.Dengan demikian, peranan sekretaris terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pimpinan sangat besar sehingga jabatan seorang sekretaris merupakan jabatan yang menuntut profesional yang tinggi.

D. Studi kasus
Sekretaris memegang peranan yang penting dan dapat menentukan berhasil tidaknya tujuan pimpinan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.Pentingnya peranan seorang sekretaris ini tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing organisasi. Peranan sekretaris di sebuah perusahaan, organisasi, desa, kecamatan, daerah kabupaten, kota, propinsi dan Negara tentu akan berbeda.Berkaitan dengan peranan sekretaris dalam menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, berikut contoh kasus peranan sekretaris di kecamatan Muara Dua.
Kecamatan Muara Dua merupakan sebuah kecamatan yang berada diwilayah pemerintah kota Lhok Sumawe. Terletak di jalan lintas Propinsi yang sangat strategis.Kecamatan Muara Dua memiliki sumber daya alam energy yang banyak sehingga memiliki fasilitas yang cukup baik.Fasilitas yang dimiliki kecamatan sangat mendukung tugas yang dikerjakan sekretaris.Dalam menjalankan tugas, Abdullah sebagai seorang  sekretaris, menerima perintah langsung dari camat, berdasarkan job diskripsi yang diterima seperti: menerima dan mengirim surat-surat termasuk telepon dan facsimile, menyimpan arsip-arsip yang dinilai penting, menerima tamu-tamu pimpinan, membuat jadwal pertemuan dan perjanjian-perjanjian pimpinan dengan teman relasi maupun kegiatan lainnya, menyiapkan bahan-bahan keterangan kepada pimpinan sesuai dengan kebutuhan pimpinan dalam rapat maupun kegiatan lainnya, bertindak sebagai perantara antara pimpinan dan bawahan, mengatur rapat-rapat dan seminar pimpinan dengan bawahan, menemani pimpinan dalam pertemuan penting.menyusun pidato-pidato untuk pimpinan[19].
Adapun dalam melakukan interaksi kepada kepala desa dan kelurahan, sekretaris kecamatan Pantai labu ini memberi perintah atau instruksi secara resmi, baik secara lisan maupun tertulis.Disamping itu juga mengadakan rapat atau pertemuan secara bersama-sama pada suatu waktu tertentu dengan kepala desa dan kelurahan.Mengadakan pengawasan secara langsung pada saat-saat tertentu kepada kepala desa dan kelurahan yang sedang melaksanakan tugasnya, yaitu pengawasan yang bersifat positif.Bila terjadi kesalahan diberi petunjuk dan pembinaan.Sekretaris kecamatan Pantai labu ini juga mengadakan hubungan yang bersifat informal terhadap pegawai, kepala desa dan kelurahan agar mendapat dukungan moril dalam pelaksanaan perkejaannya[20].
Dikemukakan oleh Abdullah dalam kinerja pelayanan di bidang Pemerintahan, ia melakukan pembinaan terhadap anggota satgas Linmas yang berada di desa dan kelurahan agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mengawasi peningkatan dan perwujudan siskamling di tingkat desa, dusun atau lingkungan sampai pada tingkat RT dan RW; Mendampingi camat mengadakan patroli rutin gabungan Muspika dan Dinas terkait serta Desa dan Kelurahan untuk  melihat langsung aktivitas masyarakat dalam bersiskamling. Mensosialisasikan peraturan perundang – undangan di seluruh desa dan kelurahan bersama dengan jajaran Muspika dan Dinas atau Instansi terkait; memberikan pembinaan dan penekanan kepada pemerintah desa untuk membuat peraturan desa sebagai dasar atau payung hukum di tingkat desa,Melaksanakan PAM tahun baru oleh tim gabungan dari Polri, Dishub, TNI, PMK, Satpol PP dan Puskesmas, memberikan pembinaan dan pembenahan administrasi pelayanan baik di kecamatan dan desa. Mensosialisasikan pembinaan aparat kecamatan dan perangkat desa secara rutin; Pelaksanaan apel pagi setiap hari dan khusus hari Senin apel pagi diadakan evaluasi kegiatan satu minggu melibatkan personil kecamatan, dinas seatap dan para sekretaris desa; Mendampingi camat dalam mengadakan rapat koordinasi Sekretaris Desa se Kecamatan  setiap hari senin setelah pelaksanaan apel pagi[21].
Disamping itu mengadakan rapat koordinasi rutin dengan Dinas dan Instansi di tingkat kecamatan dalam upaya  peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas para aparat yang ada di dinas dan instansi di tingkat kecamatan, mengawasi peningkatan kedisiplinan perangkat desa.
Pembinaan kelengkapan administrasi desa termasuk pendampingan membuat Perdes tentang APBDes, dan Susunan Organisasi dan Tata Laksana Pemerintahan Desa;Mengikutsertakan pada setiap kesempatan pertama guna mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perangkat desa; mensosialisasi bagi perangkat desa dan kelurahan terkait dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang terus mengalami penyempurnaan dan perubahan;Melaksanakan  pembinaan secara rutin ke desa yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan desa[22].
Adapun untuk kinerja pelayanan di bidang pembangunan,  memberikan pembinaan dan pelaksanaan program pembangunan pola kemitraan antara lain dengan memfasilitasi, membina dan memantau kegiatan peningkatan ketersediaan infrastruktur wilayah yang berbasis masyarakat (kemitraan, swadaya murni, PPKM, PNPM dan sumber dana lainnya). Memfasilitasi, membina dan memantau kegiatan revitalisasi pertanian, perikanan dan peternakan.Melakukan penertiban organisasi HIPPA di masing-masing desa, memantau kegiatan perluasan, rehabilitasi dan normalisasi jaringan irigasi.Mendampingi camat dalam memfasilitasi, membina dan memantau kegiatan pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah.Mensosialisasikanmonitoring pelaksanaan musrenbang desa dan melaksanakan musrenbang kecamatan[23].
Pelayanan di bidang pembangunan Pembinaan yang lain, melakukan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana strategis kecamatan dengan seluruh elemen di tingkat kecamatan, juga mengadakan pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi rencana pembangunan di desa dengan melibatkan para tokoh masyarakat, sekretaris juga melakukan monitoring terhadap pelestarian lingkungan hidup dengan gerakan penghijauan dan gerakan kebersihan,  ketertiban dan keindahan di wilayah kecamatan. Sebagai sekretaris atas penunjukan camat  juga memfasilitasi, membina dan memantau kegiatan Sanitasi Masyakat (SANIMAS),  mengadakan pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi Gerakan Keluarga Berencana serta Kesehatan, Pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi kegiatan Posyandu, Pembinaan, koordinasi dan sinkronisasi Pendataan Keluarga Sejahtera[24].
Selanjutnya untuk kinerja pelayanan di bidang pemasyarakatan  menurut Abdullah yang dilakukan adalah melakukan monitoring penyaluran Beras rumah tangga miskin (Raskin), Monitoring penyaluran Jamkesgakin, Pembinaan, koordinasi dan harmonisasi lembaga – lembaga keagamaan, Memfasilitasi pembangunan tempat – tempat ibadah, Pelaksanaan Peringatan Hari-hari Besar Keagamaan, Pembinaan di bidang kepemudaaan yang terkait kegiatan olah raga, kepariwisataan, kesehatan masyarakat dan keluarga berencana, Pembinaan dan penyuluhan terhadap pemuda tentang wawasan kebangsaan serta peningkatan peranan pemuda terkait masalah sosial budaya, ketenagakerjaan dan kemasyarakatan, Pembinaan dan penyuluhan pembangunan yang berwawasan lingkungan demi masa depan dan pentingnya efektifitas dan efisiensi di dalam kehidupan sehari-hari, Membantu penanganan masalah-masalah sosial dan bencana alam[25].
Dari pemaparan diatas dapat di ketahui tugas dan fungsi sekretaris membantu Camat dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat atau aparatur kecamatan, Merencanakan dan melaksanakan  kegiatan ketatausahaan, melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, evaluasi dan pelaporan, melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, melaksanakan pengelolaan perlengkapan,urusan rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan, melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan bidang tugasnya.

E. Analisis
Jika dianalisa kinerja sekretaris Kecamatan Muara Dua yang begitu padat, maka dapatdikemukakan bahwa seorang sekretaris yang profesional mempunyai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dengan baik jika tidak pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretarisannya akan berjalan dengan kurang baik. Secara umum, syarat untuk menjadi seorang sekretaris harus mempunyai minat untuk melaksanakan tugas kesekretarisan dan keahlian (skill) dibidang kesekretarisan sesuai dengan pengertian atau definisi tentang sekretaris.Sedangkan syarat-syarat lain untuk menjadi sekretaris sebagai berikut :
1. Syarat Kepribadian
Tidak banyak orang mempunyai bakat untuk menjadi sekretaris yang baik, namun demikian bakat saja tidak cukup bilamana kita tidak tahu kepribadian yang bagaimana harus kita punyai untuk menjadi seorang sekretaris yang baik itu.Adapun kepribadian yang dikehendaki itu adalah sebagai berikut: a. Harus bersikap mawas diri, b. Bersikap ramah, c. Sabar, d. Simpatik, e. Penampilan diri yang baik, f. Pandai bergaul, g. Dapat dipercaya serta memegang teguh rahasia, h. Dapat bijaksana terhadap orang lain, i. Memiliki ingatan yang baik, j. Mempunyai perhatian atas pekerjaannya, penyabar, simpatik, bijaksana, pandai bergaul, dan lain-lain.
2. Syarat pengetahuan umum
Syarat pengetahuan umum, yaitu memiliki pengetahuan tentang perkembangan yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan kesekretariatan seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan hukum serta secara umum dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya.Hal ini penting karena seorang sekretaris menghadapi banyak jenis pekerjaan sesuai dengan bidang yang dilakukan oleh seorang pimpinan sehingga kurang mengikuti perkembangan yang terjadi tentunya dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
3. Syarat pengetahuan khusus
Pengetahuan khusus ini, maksudnya adalah sekretaris mengetahui atau mengerti hal-hal mengenai dimana sekretaris itu bekerja.Memiliki pengetahuan tertentu yang sesuai jabatan dan tugas sekretaris sesuai tempat dimana ia berkerja. Biasanya syarat pengetahuan khusus ini harus ditempuh melalui pendidikan yang sifatnya formal, seperti sekolah tentang manajemen kesekretarisan. dan sebagainya.
4. Syarat keahlian
Syarat skill dan teknik kesekretariatan, kemampuan seorang sekretaris yang langsung berhubungan dengan tugas kesekretarisannya.Setiap sekretaris diharuskan memiliki keterampilan untuk menunjang pekerjaannya, keterampilan itu meliputi: a. Mampu menyusun laporan, b. Mampu berkorespondensi, c. Mampu menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing lainnya, d. Teknik tata penyimpanan arsip, e. Teknik berkomunikasi dengan telepon, f. Menulis cepat dengan steno g. Teknik mengetik surat.
4. Syarat praktik
Syarat praktek, yaitu kemampuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, seperti meneriam tamu, telepon, dan membuat agenda pertemuan pimpinan.Sebelum seorang diangkat sebagai sekretaris, orang tersebut harus cukup mempunyai pengalaman dalam berbagai pekerjaan tata usaha kantor, maka dengan demikian orang itu harus mencoba menangani pekerjaan yang tanggung jawabnya belum begitu luas, misalnya: sebagai resepsionis, operator, korespondensi dan lain-lain[26].
Dengan demikian, peranan sekretaris terhadap kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pimpinan sangat besar, sehingga jabatan seorang sekretaris merupakan jabatan yang menuntut profesional yang tinggi.Jadi, kemampuan pribadi seorang sekretaris dan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan pada peranan seorang sekretarisdalam Human Relations.
Human relation memiliki peranan yang penting dalam memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi.Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi sering terjadi, bukan saja antara pimpinan dengan karyawan, tetapi juga antara karyawan dengan karyawan, yang dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan.
Semua organisasi memerlukan human relation.Sekretaris harus dapat membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam tipe manusia atau dapat bergaul (memiliki keahlian interpersonal yang cakap).Seorang sekretaris supaya dapat mengatasi permasalahan dalam hubungan antar manusia atau menjalin hubungan dengan manusia yang lain dengan baik, ia harus memahami kehendak dasar orang, apa yang mereka perkirakan dan perlukan dari orang-orang di tempat mereka bekerja.
Dengan melihat permasalahan tersebut, peran sekretaris dalam human relation sangatlah penting.Hal ini tidak saja dalam pengertian hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan, tetapi juga termasuk pada hubungan informal atau hubungan kemanusiaan antara pimpinan dan bawahan dalam rangka menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Salah satu peran sekretaris yang sangat penting adalah penyampain pesan kepada bawahan.Pesan yang dimaksud disini hendaknya diinterpretasikan dalam arti luas, yaitu sesuatu hal yang ingin disampaikan kepada orang, dalam hal ini adalah bawahan. Maka, pesan dapat diartikan sebagai: a. Keputusan untuk dilaksanakan, b. Keputusan untuk dipahami dan dioperasionalkan,  c. Perintah untuk dikerjakan, d. Instruksi untuk dilaksanakan, e. Informasi untuk diketahui.
Dalam hubungan hierarki, peran sekretaris antara lain menyampaikan informasi, saran, dan hasil telaah bawahannya kepada pimpinannya. Keterampilan komunikasi secara efektif mutlak perlu terutama kemampuan berbicara secara persuasif, menulis dengan jelas dan dengan tata bahasa yang baik serta menyampaikan ”pesan” dalam arti kemampuan menyampaikan ide secara meyakinkan. Di samping itu, ”pesan” sebaiknya mengandung unsur: a. Pendapat, b. Saran, c. Kritik yang sifatnya membangun, d. Permintaan sumbangan pikiran, e. Informasi.Kelima hal tersebut amat penting dalam rangka usaha menumbuhkan, memelihara, dan mempertahankan semangat kebersamaan dan hubungan human relation dengan penuh rasa solidaritas dan semangat kerja sama yang tinggi.
Jika dikaitkan dengan apa yang dikemukakan Wilson keberhasilan seorang sekrtaris dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya disamping menjalankan apa yang diperintahkan oleh atasannya dia juga harus mengetahui siapa yang menjadi tujuan apa yang akan dikerjakan.Karena pentingnya peranan seorang sekretaris ini, maka sekretaris harus berusaha untuk melakukan sesuatu yang  ingin dilakukan oleh pimpinannya dalam hal ini camat. Sekretaris tidak melakukan sesuatu yang  tidakdiperintahkan oleh pimpinan untukdilakukan. Dalam berinteraksi dengan masyarakat diluar tugas yang diperintahkan, sekretarisdapat melakukan sesuatu yang ingin dilakukan.Jika apa yang dikemukan oleh Wilson dapat dilaksanakan, maka untuk mengidentifikasi pengukuran akan keberhasilan kinerja menjadi sangat sederhana. Sekretaris tidak perlu melakukan yang tidak perlu dilakukan, dan hanya mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawabnya untuk dikerjakan. Dengan demikian apa  yang menjadi tujuan dari tugas kesekretariatan dapat terwujud dengan benar.

F. Kesimpulan
Dari uraian yang telah diutarakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sekretaris adalah bawahan langsung dari pimpinannya sehingga segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh pimpinan harus mutlak dilaksanakan oleh sekretaris dan sekretaris harus dapat menerima tugas tersebut sebagai suatu kewajiban.
2. Agar tugas sekretaris terhadap atasannya dapat berjalan dengan baik dan sempurna, maka seorang sekretaris harus mengetahui sikap dan pribadi pimpinan, kondisi pimpinan, mampu memelihara wibawa atasannya, mampu mencerminkan sikap dan kebijakan atasan dalam suatu sistem organisasi, menciptakan lingkungan kerja yang kondusif antara pimpinan dengan bawahan, mampu memelihara sistem kontrol terhadap hubungan kerja dengan atasan, mampu memberikan pemikiran positif terhadap penyelesaian masalah maupun pada perencanaan pengembangan organisasi.
3. Memelihara Konsistensi Kerja. Untuk dapat membantu pimpinan dalam memelihara manajemen dengan baik dan lancar, seorang sekretaris harus selalu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Selalu menilai (evaluasi) hasil perkejaannya, baik pekerjaan pribadi maupun bawahannya, b. Memelihara mutu pekerjaan dan kelancaran pekerjaan, terutama pekerjaan bawahan secara organisatoris, c. Mempunyai rencana kerja yang baik dan matang, d. Memperhatikan setiap instruksi pimpinan, e. Mampu memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan mendesak, f. Menyelesaikan pekerjaan dengan penuh perhatian dan konsentrasi, g. Mampu menanggulangi hambatan-hambatan dalam penyelesaian pekerjaan, h. Bekerja dalam kerangka suatu sistem.

Refferensi :
Duncan, Tom. Principles of Advertising & IMC.Second Edition. Mc.Graw-Hill. 2005

H. W Fowler dan F. G Fowler The Concise Oxford Dictionary of Current English, 2001

Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications Planning For Effective Public Relations & Marketing, USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2008

Neuman, W.Lawrence. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Research. USA: University of Wisconsin, 2006

Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003



[1]Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 99-102.
[2]Umar, Husein. Ibid,  h. 99-102.
[3]Ibid
[4]H. W Fowler dan F. G Fowler The Concise Oxford Dictionary of Current English, cetakan ke-3, hal 1142.
[5]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications Planning For Effective Public Relations & Marketing, ( USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2008), h.155
[6]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h.156-158
[7] Duncan, Tom.Principles of Advertising & IMC.Second Edition.(Mc.Graw-Hill. 2005), h. 22
[8]Umar, Husein. Evaluasi Kinerja Perusahaan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 99-102.
[9]Duncan, Tom, ibid, h. 23
[10] ibid
[11]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, ibid, h. 158
[12]Neuman, W.Lawrence. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Research. (USA: University of Wisconsin, 2006), h. 246
[13].  Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, h, 158
[14]Neuman, W.Lawrence, ibid, h. 247
[15]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, ibid, h, 159
[16]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen,  ibid, h, 159
[17] ibid, h, 158
[18]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, ibid, h, 158
[19]. Hasil penelitian
[20]. Hasil penelitian
[21] Hasil penelitian
[22]Hasil penelitian
[23]Hasil penelitian
[24]Hasil penelitian
[25]Hasil penelitian
[26]Umar, Husein. Ibid, h.61

Tidak ada komentar:

Posting Komentar