Kamis, 04 April 2013

Strategi Komunikasi Pengembangan Organisasi dan Business Pesantren Hidayatullah Medan


Strategi Komunikasi Pengembangan Organisasi dan Business
Pesantren Hidayatullah Medan
Abstrak
Hidayatullah adalah organisasi sosial yang pada awalnya merupakan sebuah pesantren.Seiring berjalannya waktu organisasi ini berubah menjadi sebuah organisasi besar,berkembang diseluruh wilayah Indonesia.Kemajuan tersebut tidak terlepas dari adanya strategi komunikasi pengembangan organisasi dan business sertabantuan donator.Pesantren Hidayatullah memiliki sebuah tujuan tercapainya masyarakat Islam yang kaffah.Namun untuk tujuan tersebut tidak mudah, karena banyaknya perbedaan pendapatyang terjadi dikalangan masyarakat dalam memahami maksud tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, bagaimanakahStrategi Komunikasi Pengembangan organisasi dan Business yang dilakukan Pesantren Hidayatullah sehingga dapat berkembang diseluruh wilayah Propinsi di Indonesia, dan bagaimana langkah-langkah yang ditempuh Pesantren Hidayatullah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai tersebut.Apa saja hambatan yang dihadapi pesantren Hidayatullah untuk maksud tersebut dan selanjutnya bagaimana pesantren Hidayatullah menjawab tantangan yang dikemukan masyarakat yang tidak sepaham dengan mereka.
Untuk maksud tersebut pesantren Hidayatullah memiliki Strategi Komunikasi pengembangan organisasi dan business dengan pola pembinaan yang bersifat dokrinasi.Pembinaan tersebut meliputi peningkatan pribadi yang tangguh dan siap ditugaskan ke daerah-daerah untuk mengemban dakwah.Langkah langkah penugasan kedaerah tersebut merupakan bagian dari bentuk rencana pengembangan jaringan organisasidiimbangi dengan pengembangan businessguna tercapainya masyarakat Islam tersebut.
Menurut Wilson &Odgen, (2008: 165) dikemukakan bahwa dalam mencapai tujuan business ada lima prinsip yaitu; 1. Menetapkan tujuan akhir dalam setiap waktu kegiatan, 2.Fokus pada membangun hubungan dengan pengambil keputusan penting, apakah dia seorang klien atau executive didalam organisasi anda,3. Waktu adalah penting, 4. Gunakan organisasi yang logis dan tertentu,5. Fokus pada kesempatan dan solusi.
Melihat realita yang adapesantren Hidayatullah dengan cepat mengikat perhatian masyarakat dengan memberikan solusi yang luas terhadap berbagai masalah.Diantaranya dengan memberikan solusi yang rasional dan akurat dengan mengidentifikasi permasalahan, mengkalkulasi biaya rencanakegiatan, membuka berbagai peluang bussiness seperti penerbitan Majalah Suara Hidayatullah, koperasi, biro perjalanan haji dan sekolah dari TK sampai perguruan tinggi yang memiliki ciri tersendiri.
Berdasarkan analisa,business yang dijalankan sejak berdirinya diarahkan untuk pengembangan organisasi dalam mencapai sebuah ideology semata.Langkah-langkah yang ditempuh dalam mencapai tujuan, denganmemberikan pengkaderansistematis tepat guna.Sedangkan dalam menghadapi hambatan disenyelesaikan berdasarkan persoalan yang ada.Kemudian untuk menjawab tantangan masyarakat yang tidak sepaham diselesaikan dengan memberikan taklim secara terbuka kepada kaum ibu dan bapak.
Sebagai kesimpulan, dapat dikemukakan bahwa pengembangan organisasi dan business pesantren Hidayatullah mencapai hasil dan tujuan organisasi karena menerapkan konsep yang dilandasi nilai-nilai agama yang kuat dan manajemen strategi komando kepemimpinan yang Islami (imamah jama’ah). Hal ini juga didukung oleh donator yang memberikan donasinya setiap waktu, juga pengurus organisasi yang solid, kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab sebagai seorang muslim.

Kata kunci: Strategi komunikasi, Pengembangan organisasi dan business, Pesantren Hidayatullah.

A. Pendahuluan

Pesantren Hidayatullah sebagai sebuah organisasi sosial lahir dari adanya hubungan pola interaksi yang dilandasi oleh suatu keyakinan atau agama.Keberadaannya merupakan wujud dari prilaku sosial yang dilandasi pada nilai-nilai religi dan menjadi budaya interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.Nilai-nilai agama yang ada dalam setiap individu kemudian menjadi kelompok, selanjutnya dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan interaksi sosial.Dengan modal nilai-nilai religi inilah kemudianpesantren Hidayatullah sebagai organisasi sosial keagamaan diakui masyarakat sebagai organisasi yang memiliki ciri khas tersendiri.
Spesifikasi pesantren Hidayatullah terutama terletak pada konsistensinya yang kuat sebagai organisasi sosial yang didasarkan pada filosofi perjalanan perjuangan Rasulullah dengan manhaj (metode) sistematika nuzulnya wahyu sebagai pola dakwah.Metode pembinaan ini merupakan kontinuitas dan pengembangan dari gagasan besar almarhum Ust.Abdullah Said sebagai pendiri pesantren hidayatullah[1].
Gagasan besar yang dimiliki Ust.Abdullah Said merupakan suatu ideologi yang lahir dari kajian mandalam beliau terhadap nilai-nilai ajaran Islam.Dalam kajian organisasi dikenal istilah indoktrinasi sasaran, yaitu informasi tentang ideologi untuk mengembangkan misi organisasi.Maksudnya, misi organisasi haruslah disampaikan dengan strategikomunikasi mendasar kepada para anggota agar mereka dapat mengenal sasaran-sasaran organisasi.Sebagai kelanjutan dari rasional pekerjaan, informasi ideologi ini memungkinkan para anggota organisasi dapat memahami gambaran besar organisasisehingga dapat bekerja lebih efektif.Mereka dapat mengembangkan rasa ikut memiliki organisasi (sense of belanzing to the organization)[2].
Salah satu strategi komunikasi mendasar dalam pengembangan organisasi dan bisnis yang dilakukan pesantren Hidayatullah sehingga bisa berkembang adalah adanya pola pembinaan yang bersifat dokrinasi yang berisi tentang bagaimana setiap individu atau jama’ah memiliki pribadi yang tangguh dan siap ditugaskan ke daerah-daerah untuk mengemban dakwah.Penugasan ke daerah ini merupakan bagian dari bentuk rencana pengembangan jaringan organisasi Hidayatullah.Pengembangan organisasi dan bisnis merupakan suatu proses yang berkaitan dengan serangkaian perencanaan perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus menerus oleh organisasi[3], dengan kata lain suatu proses penyiapan untuk mengelola upaya perencanaan perubahan.
Saat ini pesantren hidayatullah telah berkembang diseluruh wilayah Indonesia salah satunya ada di Medan, dengan sebuah tujuan yang sama tercapainya masyarakat Islam yang kaffah. Untuk maksud tersebut pesantren Hidayatullah  mengembangkan beberapa unit usaha diantaranya baitul maal sebagai wadah untuk mengumpulkan dana dari donator maupun masyarakat, Pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi, Majalah, koperasi, dan biro perjalanan haji. Namun untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, karena banyaknya perbedaan yang terjadi dikalangan masyarakat dalam memahami maksud tersebut.
Pada awal keberadaan pesantren Hidayatullah  diMedan pengembangannyadilakukan dengan mencari kepercayaan masyarakat dengan memperkenalkan Majalah Hidayatullah sebagai  urat nadi terselenggaranya proses dakwah yang dibangun. Dengan sarana bisnis awal ini hubungan kepada masyarakat dapat terjalin secara kontinyu sembari memperkenalkan tujuan, visi dan misi yang akan dicapai. Dari upaya tersebut melahirkan donator yang dapat menopang terselenggaranya langkah awal proses pembelajaran, yang dikelola dengan menawarkan kepada masyarakat yang kurang beruntung, untuk mendapatkan pendidikan gratis yang memadai dalam menjalankan ajaran Islam secara konsisten, dengan menginap di rumah kontrakan yang diperoleh dari donator sebagai santri. Usaha inilah yang kemudian melahirkan pesantren hidayatullah di Medan sebagai organisasi yang memiliki beberapa unit usaha yang solid sejalan dengan perubahan yang terjadi.  
Melihat perkembangan organisasi dan bisnis pesantren hidayatullah yang cukup pesat, tentunya memiliki konsep dan strategi komunikasi yang jitu sehingga dalam waktu yang relatif singkat pesantren Hidayatullah bisa menata organisasinya dengan baik dan melakukan pengembangan organisasi dan bisnis dengan membuka cabang di berbagai daerah di indonesia. Ini merupakan fenomena organisasi yang menarik untuk dikaji lebih jauh.

B. Kerangka Teori
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.Namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya[4].Strategi juga dinyatakansebagai jalan-jalan utama yang terpilih untuk menjamin tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.Dalam kamus induk istilah ilmiah dijelaskan bahwa strategi adalah taktik, kiat, cara-cara yang baik dan menguntungkan dalam suatu tindakan[5]. Uraian lain menjelaskan strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus[6]
Adapun strategi komunikasi menurut Onong merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication manajement) untuk mencapai suatu tujuan (goal).Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harusdilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu, bergantung pada situasi dan kondisi[7].
Berkaitan dengan Strategi komunikasi dalam pengembangan sebuah bisnis yang mampu menopang terselenggaranya pengembangan organisasi sebagaimana tujuan yang akan dicapai, menurut Wilson dibutuhkan Executif Summaryuntuk dijadikan rujukan dalam menata keberhasilan bisnis yang telah dan sedang berjalan. Executif summary merupakan pandangan dari isi dokumen penting dan kesimpulan dari pembuat keputusan yang penting.Wilson menyatakan Executive summary tidak boleh lebih dari empat halaman, dua sampai tiga adalah yang paling baik. Ini dibutuhkan untuk ditulis secara langsung terhadap target audiens sehingga ini jelas, kalimat yang pendek dan poin-poin tertentu. Summary ini harus persis, fokus pada solusi, mengacu pada detail tambahan yang sesuai dengan laporan atau rencana. Summary ini juga harus ditulis dengan kata-kata dan frase yang menggugah gambaran visual dari rencana yang diusulkan[8].
Wilson juga menyatakan bahwa Executive summary  yang baik harus memiliki 5  karakteristik dasar yaitu:
1. Ringkasan ini harus dengan cepat menarik perhatian pembaca
2. Ringkasan ini harus memberikan solusi yang luas terhadap masalah
3. Ringkasan ini mengandung kata-kata dan frase visual
4. Ringkasan ini memberikan solusi yang rasional dan akurat
5. Ringkasan ini mengidentifikasi  rencana anggaran[9]
Langkah selanjutnya agar apa yang tertuang dalam Executive summary dapat dipahami dan dimengerti dengan benar adalah presentase.  Menurut Wilson presentasi adalah seni menyajikan beberapa fakta untuk di presentasikan. Dikemukannya bahwa teks yang baik, mungkin tidak akan memiliki banyak dampak jika tidak disajikan dengan baik. Jadi, presentasi memainkan peran penting. Sementara dalam memberikan presentasi kita harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. pilihan kosakata, 2. penggunaan bentuk pendek secara tertulis, 3. pilihan kata ganti, 4. pilihan tata bahasa[10]
Kemudian Wilson menyatakan untuk kegiatan presentasi tersebut ada beberapa prinsip sukses yang umum yaitu dengan penggunaan computer untuk menampilkan teks agar lebih efektif dan menarik, yaitu sebagai berikut:
1. Tetapkan tujuan akhir dalam pikiran pada setiap waktu.
2. Fokus pada membangun hubungan dengan pengambil keputusan penting apakah dia seorang klien atau executive didalam organisasi.
3. Waktu adalah penting.
Kebanyakan presentasi harus singkat, akurat, dan langsung ke pokok. Presentasi yang lama sering menghilangkan pendengar .
4. Gunakan organisasi yang logis dan tertentu. 
Gunakan dasar penelitian, pendekatan yang analitis untuk menyelesaikan masalah sehingga klien akan paham. Fokus pada kesempatan dan solusi.
5. Bersiap-siaplah dan tatalah diri anda dengan baik, gunakan dengan alat bantu visual[11].
Sebagai contoh  presentasi bisnis sebuah organisasiyang dikemukan oleh Wilson sebagai berikut:
1.      Memperkenalkan diri anda dan  agenda pengulangan.
Dinyatakan oleh Wilson bahwa presentasi bisnis biasanya terdari dari dua jenis yaitu presentase lisan dan presentasi tertulis.Dalam presentasi lisan, komunikator harus menggunakan suara yang jelas, harus memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang topik, dan harus memiliki kepribadian yang rapi. Sementara memberikan presentasi, pertama yang disampaikan biasanya adalah salam, kemudian memperkenalkan topik yang diperkenalkan dengan cara yang menarik. Akhir dari presentasi biasanya menyatakan kembali subjek, merangkum poin-poin penting, dan menarik kesimpulan[12].
Lebih lanjut Wilson menyatakan dalam kasus presentasi slide, presenter dapat menggunakan alat yang berbeda seperti-grafik, tabel, gambar dll untuk membuat presentasi lebih attractive. Berikut adalah beberapa faktor penting yang harus kita pertimbangkan ketika memberikan presentasi slide:
a.                   Lay out: Kita harus menggunakan desain tata letak yang baik sementara membuat presentasi ini harus terlihat jelas oleh pembaca. Sementara merancang tata letak kita bisa memilih jenis huruf dan ukuran yang ingin kita gunakan. Komputer juga memungkinkan kita untuk gaya tipografi sesuai keinginan kita seperti, miring polos, tebal, garis bawah, bayangan, modal kecil dll
b. Visual:  Gambar visual adalah cara yang ampuh untuk mengkomunikasikan ide-ide yang kompleks. Bisnis orang yang terbiasa dengan penggunaan grafik dan diagram untuk menyajikan informasi numerik dengan cara yang membuatnya lebih mudah untuk dipahami. Beberapa gambar visual adalah tabel, grafik dan diagram.
2. Review peluang dan masalah, tunjukkan pemahaman posisi klien yang potensial melalui penelitian[13].
Sebagai kesimpulan yang dikemukan oleh Wilson dinyatakan bahwa Executive summary dan presentasi bisnis adalah kunci hubungan komunikasi yang paling banyak pada hubungan publik atau rencana marketing.Perubahan tidak terjadi jika anda tidak mengkomunikasikan rencana dengan efektif atau membuat solusi terhadap pengambil keputusan.Pada masa ini executive summary dan presentasi bisnis adalah kunci memperoleh pengambil keputusan.Kedua hal tersebut harus didekati dengan analisis yang digunakan dalam rencana anda. Jika dilakukan dengan benar hal ini akan memberikan keuntungan-keuntungan[14].
Akhirnya Wilson mengemukakan bahwa dalam mencapai tujuan Bussiness tidak peduli seberapa kreatif dan cerdik perencanaan yang dilakukan, perubahan tidak akan terjadi kecuali secara efektif mengkomunikasikan rencana atau adanya sebuah solusi untuk para pengambil keputusan dengan menunjukkan kekritisan sumber daya yang dimiliki  dengan memberikan rencana jalan keluar atau solusi yang akan ditempuh: Seperti semua hubungan, sasaran yang akan dituju terlebih dahulu harus diyakinkan dalam memperhatikan pesan,  kemudian diyakinkan untuk bertindak atas maksud tersebut. Meyakinkan pengambil keputusan untuk menggunakan solusi yang ditawarkan memerlukan proses dua langkah yang sama yaitu mendapatkan perhatian  dan persetujuan masyarakat[15].

C. Metodologi
Menurut Cherrington sebagaimana dikutip Indriyo G. pengembangan organisasi meliputi suatu pendekatan diagnosis dan pemecahan masalah yang bersifat menyeluruh untuk menghindarkan keruntuhan organisasi dan untuk menciptakan pembaharuan bagi organisasi[16].Adanya pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara orang-orang yang mentransformasikan mereka dari suatu kumpulan individu menjadi kelompok orang atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu sistem sosial yang lebih besar dengan komunikasi[17].
Adapun metode pengembangan organisasi dan bisnis pesantren hidayatullah  tidak lepas dari bentuk  konsep dan strategi komunikasi jitu yang dibangun para pengurus lembaga khususnya pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi, dan komunikasi merupakan hal mutlak dan harus ada dalam suatu organisasi apapun bentuknya. Pola komunikasi pimpinan yang bersifat doktrinasi senantiasa menjadi kebiasaan pada saat menyampaikan ceramah, taushiah, atau hubungan interpersonal dengan semua jamaah setiap hari.Hal ini yang membuat para jamaah / anggota organisasi selalu berupaya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu termasuk dalam masalah menata organisasi dan bisnis yang ada[18].
Semua gerak langkah yang dilakukan setiap anggota organisasi atau jamaah selalu didasari atas idealisme yang kuat untuk menunjukkan kepada siapapun bahwa Islam adalah ajaran yang paripurna, mengajarkan bagaimana konsep hidup yang baik dan benar dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal menata organisasi dan bisnis yang sudah ada dan mengembangkannya atau menyampaikannya kepada semua jamaah yang ada di daerah yang ada jaringan hidayatullah.
Konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis Pesantren Hidayatullah berdasarkan data hasil wawancara mendalam dengan informan berupa ungkapan dan cerita asli para informan yang terkait langsung dengan seluk beluk mengenai konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis dilengkapi dengan berbagai data sekunder.Dari keseluruhan penuturan para informan tentang konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis Hidayatullah dapat dilihat dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Ajaran Islam Sebagai Konsep Berorganisasi dan Berbisnis
Didalam lingkungan pesantren dengan segala bentuk aktivitas sehari-hari yang diselimuti oleh kegiatan keagamaan akan membentuk pola pikir dan cara pandang bagi siapa saja yang tinggal di dalamnya, termasuk cara pandang terhadap aturan organisasi. Apalagi dibarengi dengan adanya kajian-kajian keislaman, juga ceramah maupun taushiah yang sering disampaikan akan membentuk karakter tersendiri bagi siapa saja yang tinggal di dalamnya.
Begitu juga dengan perkembangan organisasi dan bisnis hidayatullah, menurut informan pertama pertumbuhan dan perkembangan organisasidan bisnis Hidayatullah tidak bisa lepas dari ajaran islam itu sendiri, yaitu dalam memahami islam sebagai suatu ajaran untuk membangun masyarakat yang berperadaban tinggi, agung, pesantren memilih suatu manhaj atau metodologi yang diyakini sebagai sebuah metodologi yang efektif untuk menumbuhkembangkan diri dan masyarakat. Jadi tidak bisa lepas dari sana”, dan jika bertitik tolak dari ajaran islam itu sendiri dalam melakukan pembinaan terhadap santri, maka rujukannya adalah  sebagaimana dicontohkan rasul dalam al Qur’an surat al jumu’ah ayat 2.Pendapat ini juga dipertegas oleh informan berikutnya ust. Abdul Manan seperti penjelasan beliau berikut : konsep, ide dasar, filosofi lahirnya lembaga ini tidak bisa lepas dari ajaran islam itu sendiri. Apapun permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini, termasuk dalam hal berorganisasi kita harus merujuk pada ajaran Islam (back to Islam)[19].
2. Faktor Kepemimpinan / Imamah
Dalam mengatur organisasi dan bisnis di lingkungan Pesantren Hidayatullah, faktor pemimpin sangat besar pengaruhnya dalam menentukan aturan main organisasi (manajemen organisasi). Figur pimpinan yang memiliki banyak kelebihan seperti memiliki rohani (spiritual) yang baik, intelek, bermoral, dan kelebihan-kelebihan lain akan sangat berpengaruh dalam setiap langkah pertumbuhan organisiasi dan bisnis yang ada.
Disamping itu dikemukakan bahwa dalam masalah kepemimpinan di hidayatullah dikenal istilah organisasi imamah jama’ah, seperti yang dijelaskan oleh ust. Abdurrahman berikut ;  “dalam sebuah kebangkitan masyarakat harus ada sosok pemimpin yang memiliki kemauan kuat untuk merubah masyarakat tersebut dengan suatu konsep yang jelas sebagaimana yang digambarkan dalam al Qur’an surat al jumu’ah ayat 2. Kebangkitan sebuah masyarakat atau organisasi akan baik apabila seorang pemimpin itu mampu melakukan pencerahan spiritual, intelektual, moral, tilawah, tazkiah adalah sangat mendasar[20]. Dari situ pribadi-pribadi yang ada dalam jama’ah itu memiliki kesamaan dalam berbagai hal, seperti idealisme, visi, misi dan orientasi hidup yang sama juga. Hal ini penting sekali sebagai suatu kultur hidup yang sama, mereka siap dalam satu kepemimpinan, organisasi imamah jama’ah ditata untuk melakukan sesuatu yang sama secara spiritual, moral dan intelektual melakukan kesadaran pribadi, jamaa’i, itu  penting sekali dari sini orang-orang diorganisasikan dalam suatu organisasi yang namanya ormas Hidayatullah[21].
Pola kepemimpinan yang dibangun Al marhum ustazd Abdullah Said tersebut dijadikan pedoman dalam membangun tradisi di semua cabang hidayatullah yang sudah ada. Dengan kata lain sebagai tempat penyemaian untuk kemudian diduplikasi sebagaimana penjelasan beliau ust. Abdurrahman lebih lanjut.
Dari tempat penyemaian tersebut, karena kita mulai dari membina SDM, mulai dari adanya pemimpin yang mampu untuk membina jama’ah itu dalam bentuk wadah pesantren atau orsos.Dari sini sudah ada sosok kader yang taat pada pimpinannya, karena ada kesamaan visi misi dan idealisme itu besar maka melahirkan tanggung jawab yang besar juga. Setelah itu mereka siap melakukan pekerjaan apapun yang terkait dengan idealisme, sehingga ini yang membuat mereka taat untuk ditugaskan pada bidang apa sajadan dimana saja dan itu yang membuat Hidayatullah cepat untuk berkembang, tersebar dan melakukan sesuatu duplikasi daripada yang pernah dirasakan di tempat dimana ada instruktur, ada pembimbing yang bisa membimbing. Ini sebenarnya persoalan adanya pemimpin yang melakukan proses kaderisasi, itu yang bisa mempercepat langkah-langkah Hidayatullah untuk tersebar diseluruh wilayah Indonesia[22].
3. Islam Sebagai Idiologi Organisasi
Organisasi Hidayatullah hadir dengan anggota yang memiliki modal pemahaman  agama yang kental, yaitu dengan adanya pemahaman islam sebagai ideologi mereka dalam menempuh hidup ini baik susah maupun senang. Seperti yang diuraikan informan berikut ; Islam itu sebagai basis yang mendorong orang tumbuh dan berkembangnya kreatifitas, jadi bukan berarti Qur’an dan sunnah tak sempurna, sangat sempurna dan memberikan dasar dalam pengembangan keberadaannya dalam bentuk pikiran itu. Oleh karena itu bisa berkembang secara sendiri, natural (alami) karena adanya kebutuhan yang mendasar, terus ada upaya-upaya sendiri sehingga menemukan teori-teori atau ilmu-ilmu atau menemukan cara-cara terbaik sehingga bila dibandingkan dengan teori yang disusun para fakar[23].

D. Studi kasus
Pada tanggal 7 Januari 1973 (kalender Islam: 2 Dzulhijjah 1392 Hijr) Hidayatullah didirikan di Balikpapan dalam bentuk sebuah pesantren oleh Ust. Abdullah Said (alm), kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di bidang sosial, dakwah, pendidikan dan ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di Indonesia. Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9–13 Juli 2000 di Balikpapan, dan menyatakan diri sebagai gerakan perjuangan Islam[24].
Pada tahun1978 Hidayatullah mulai melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Hidayatullah ( STIM-HIDA ) di Depok, Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS Hidayatullah) di Balikpapan sebagai lembaga pendidikan untuk pengkaderan da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh (biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa STAIL dan STIS dengan pola ikatan dinas. Da'i ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga 3 tahun atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada[25].Mulai tahun 1998 lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan telah mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari lembaga pendidikan kader da’i[26].
Lembaga pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan dan Depok.Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren bagi anak yatim piatu.Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS menampung sekitar 150 orang anak.Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, dimana usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan[27].Jaringan kerja Hidayatullah didukung dengan keberadaan 26 DPW dan 194 DPD, 51 DPD terdapat di Pulau Jawa dan 143 DPD ada di luar Pulau Jawa. Jumlah DPC, PR dan PAR tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah[28]. Berikut amal usaha yang dikembangkan Hidayatullah sebagai berikut:
1. Pesantren Hidayatullah
Sebagai sebuah sarana bisnis,pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu.Pesantren-Pesantren Hidayatullah seperti halnya pesantren di tempat lain, berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu-ilmu diniyah. Lingkungan kampus Pesantren juga berfungsi sebagai miniatur kehidupan berimamah dan berjamaah. Selain dihuni santri yang tinggal di asrama, di Pesantren juga tinggal guru, pengasuh, pengelola, dan jamaah Hidayatullah yang berkeinginan menetap di sekitar Pesantren dalam rangka belajar menegakkan Islam. Pesantren Hidayatullah mengupayakan tersedianya kawasan di sekitar kampus yang dapat dibeli oleh masyarakat secara selektif.Pesantren ini dihuni santri yang tinggal di asrama, guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.
Pola pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu penggabungan mata ajaran umum dan mata ajaran khusus atau keislaman. Mata ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah - sekolah umum lainnya, contohnya matematika, fisika, kimia dll. Mata ajaran khusus yaitu mata ajaran yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqih, bahasa arab, dan hafalan/tahfidz Al Qur'an, serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain, sesuai dengan jenjang pendidikan dan letak kampus (contoh: kurikulum di Surabaya sedikit berbeda dengan di Jakarta dan di Medan)[29].
Pesantren Hidayatullah di Medan mengelola pendidikan dari tingkat Taman kanak-kanak, Mts, dan MA.Santri untuk Taman kanak-kanak berasal dari anak warga yang tinggal di pesantren dan disekitar pesantren.Adapun untuk santri MTs dan MA berasal dari daerah sekitar Medan.Sistem pembelajaran yang dilakukan dengan mondok. Berbeda dengan pesantren dan pendidikan yang diklola kebanyakan pesantren yang lain, Hidayatullah pada awal berdiri sampai terjadi perubahan organisasi seluruh kegiatan pembelajaran dari mondok sampai biaya sekolah tidakdipungut biaya. Setelah terjadi perubahan status organisasi pembelajaran yang dijalankan mulaimemungut biaya dari para santri sesuai dengan kemapuan santri yang bersangkutan.Sejalan dengan perkembangan, kini untuk santri yang mondok dipesantren dikenakan biaya untuk oprasional pembelajaran yang berlangsung.Hal ini bukan berarti tidak memberikan kesempatan kepada santri yang kurang mampu untuk memperoleh pendidikan di pesantren hidayatullah, karena santri yang tidak mampu di biayai sepenuhnya oleh baitul mal Hidayatullah.

2. Baitul maal Hidayatullah
 Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga di bawah Hidayatullah yang berfungsi mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf ummat. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mendapat pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 538 tahun 2001.BMH mengelola dana milik ummat yang dipercayakan kepada Hidayatullah untuk disalurkan bagi pemberdayaan ummat, memajukan lembaga-lembaga pendidikan maupun sosial, memajukan dakwah Islam, mengentaskan kaum dhuafa (lemah) maupun mustadh’afin (tertindas)[30].
Perjalanan baitul mal Hidayatullah di Medan tidak luput juga dari perubahan yang terjadi, dari mulai pergantian pengurus sampai pada perubahan kebijakan penggunaan dana yang diperoleh. Kalau pada awalnya hampir seluruh dana yang terkumpul di baitul mal di fungsikan untuk pendidikan, saat ini dana yang terkumpul disamping untuk biaya pendidikan juga dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat yang kurang beruntung untuk mendapatkan bantuan  usaha yang dijalankan atau untuk memberikan bantuan anggota hidayatullah yang ingin membuka usaha.
3. Majalah Suara Hidayatullah
Majalah Suara Hidayatullah, atau biasa disingkat Majalah Hidayatullah merupakan salah satu dari badan usaha di lingkungan Hidayatullah yang menggarap bidang pers. Majalah ini dikelola oleh PT Lentera Jaya Abadi, sebuah badan usaha milik ormas Hidayatullah.Awalnya, majalah ini hanya berupa buletin hasil karya beberapa santri di Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Mengingat betapa strategisnya dakwah bil qalam melalui media massa, buletin tersebut terus dikembangkan sampai akhirnya berbentuk majalah seperti sekarang. Majalah Suara Hidayatullah berisi tentang problematika dan dinamika dakwah, baik di Indonesia maupun dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara dengan tokoh ternama, kajian al-Qur`an dan Hadits, kisah kepahlawanan perjuangan da’i di berbagai pelosok tanah air, hingga masalah keluarga.Tiras majalah yang terbit sebulan sekali ini sekarang mencapai 50.000-55.000 eksemplar, tersebar di seluruh pelosok tanah air, mulai dari Banda Aceh sampai Merauke. Majalah Suara Hidayatullah berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur[31].
Pendistribusian Majalah Hidayatullah di Medan dilakukan dengan pendekatan personal.Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperat silaturahmi antara pembaca hidayatullah dengan organisasi.Pada umumnya yang membaca majalah Hidayatullah adalah para simpatisan yang mendukung gerakan hidayatullah.Pada awal hidayatullah mendistribusikan majalah ini hanya berkisar 200 sampai 250 exemplar perbulan, saat ini jumlah majalah yang tersalur di Medan dan sekitarnya hampir mencapai 5000 eksemplar.Hal ini didukung oleh perkembangan organisasi yang semakin dikenal oleh masyarakat dan Jemaah pengajian yang dibina turut serta membantu pendistribusian majalah ini.Disamping itu berita yang disampaikan mungkin menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembacanya untuk selalu menjadi pelanggan tetap majalah hidayatullah.
4. Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida)
Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida) adalah koperasi sekunder yang menjadi wadah seluruh jaringan Koperasi Hidayatullah yang tersebar diseluruh Indonesia. Inkophida didirikan di Jakarta pada tahun 1999, dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Koperasi dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor : 013/BH/M.1/1999, tanggal 9 April 1999. Saat ini Inkophida memiliki 9 (sembilan) Puskophida (Pusat Koperasi Hidayatullah) ditingkat provinsi dan 142 Kophida (Koperasi Primer Hidayatullah) di tingkat Kabupaten/Kota.Visi Inkophida adalah membangun jaringan ekonomi ummat yang berkeadilan dan saling menguntungkan[32].
Koperasi Hidayatullah di Medan masih belum dapat dikatakan maju seperti unit usaha yang lain. Koperasi yang ada baru sebatas melayani kegiatan pengadaan barang kebutuhan pendidikan dan kebutuhan rumah tangga. Untuk modal awal usaha ini dana yang diperoleh disamping dari anggota juga diperoleh dari  baitul mal hidayatullah. Keuntungan dari usaha  koperasi bisanya disalurkan melalui baitul hidayatullah juga. 
Disamping usaha yang dikembangkan sebagaimana yang dikemukan, ada juga usaha-usaha lain yang dijalankan hidayatullah untuk menopang keberhasilan program pendidikan dan pengkaderan yang dijalankan.

E. Analisis
Berdasarkan analisa yang dilakukan penulis,Hidayatullah menjadikan amal-amal usahanya bersifat otonom, dan berfungsi sebagai basis pendidikan dan perkaderan.Hidayatullah merupakan wadah bagi komponen ummat Islam yang ingin mewujudkan idealismenya membangun masyarakat Islami dengan mengacu kepada metode/manhaj nubuwwah.Hidayatullah berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak, karena itu segala urusan dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Amal usaha/bisnis yang dikembangkan hidayatullah dalam rangka untuk pengembangan dan menjalankan dakwah sebagai agenda utama Hidayatullah dalam  pelurusan masalah aqidah; imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah) menuju lahirnya kepemimpinan dan ummat terbaik.Hidayatullah memandang bahwa kemunduran umat Islam lebih disebabkan karena pandangan yang parsial dalam memahami keholistikan ajaran Islam. Masing-masing kelompok mengambil tema dan titik tekan program sesuai dengan pandangannya yang sangat parsial bahkan tema dan titik program itu seringkali menjadi semacam ‘ideologi’ kelompok.
Dengan agenda yang telah disetting, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya,sebagai organisasi massa Islam yang berbasis kader.Agar hidayatullah dapat bertahan terhadap lingkungan yang selalu berubah, maka hidayatullah selalu berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya.Dari aspek manajemen, upaya yang dilakukan dengan meningkatkan keberhasilan organisasi dalam menjawab perubahan lingkungan tersebut diantaranya dengan melakukan pengembangan organisasi dan bisnis yang dikelola sebagai penopang terwujudnya idealisme membangun masyarakat Islami.
Jika dikaitkan dengan pengembangan organisasi dan bisnis sebagaimana dikemukakan Wilson, yang menyatakan bahwa Executive summary dan presentasi bisnis adalah kunci hubungan komunikasi yang paling banyak pada hubungan publik atau rencana marketing sepertinya hal ini telah dilaksanakan hidayatullah dengan baik. Dinyatakan hubungan publik atau rencana marketingtidak terjadi jika tidak mengkomunikasikan rencana dengan efektif atau membuat solusi terhadap pengambil keputusan.
Dikemukakan Wilson bahwa dalam mencapai tujuan Bussiness tidak peduli seberapa kreatif dan cerdik perencanaan yang dilakukan, perubahan tidak akan terjadi kecuali secara efektif mengkomunikasikan rencana atau adanya sebuah solusi untuk para pengambil keputusan dengan menunjukkan kekritisan sumber daya yang dimiliki  dengan memberikan rencana jalan keluar atau solusi yang akan ditempuh: Seperti semua hubungan, sasaran yang akan dituju terlebih dahulu harus diyakinkan dalam memperhatikan pesan,  kemudian diyakinkan untuk bertindak atas maksud tersebut. Meyakinkan pengambil keputusan untuk menggunakan solusi yang ditawarkan memerlukan proses dua langkah yang sama yaitu mendapatkan perhatian  dan persetujuan masyarakat, inilah yang dijalankan oleh pimpinan hidayatullah dengan selalu memberikan arahan dan bimbingan berupa doktrin-doktrin religious/komunikasi islami dengan tidak mengesampingkan kebutuhuhan mendasar yang dibutuhkan.
Sebagai organisasi sosial keagamaan yang dibangun atas dasar pola interaksi sosial yang didasari nilai-nilai keyakinan agama yang kuat dan mantap, keberadaan Hidayatullah di Medan semakin establish dan banyak mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Misalnya, birokrasi pemerintah, tokoh masyarakat setempat, tokoh nasional, dan dukungan para tokoh yang datang dari berbagai daerah pada saat melakukan kunjungan. Dari berbagai dukungan tersebut kemudian kepercayaan masyarakat kepada Hidayatullah semakin meningkat, akibatnya  usaha yang dikembangkan Hidayatullah mampu bersaing dengan usaha-usaha yang yang lain.
Kemajuan Hidayatullah tersebut tidak lepas dari bentuk  konsep dan strategi komunikasi yang dibangun para pengurus organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kenyataannya masalah komunikasi business senantiasa muncul dalam proses organisasi, dan komunikasi merupakan hal mutlak dan harus ada dalam suatu organisasi apapun bentuknya. Komunikasi merupakan alat penghubung dan pembangkit kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan sinergi.
Fenomena lain yang bisa dicermati bahwa keberadaan Hidayatullah sebagai salah satu organisasi social yang memiliki pesantren di Indonesia memililiki keunikan tersendiri. Keunikan yang dimaksud adalah pola komunikasi pimpinan yang bersifat doktrinasi senantiasa menjadi kebiasaan pada saat menyampaikan ceramah, taushiah, atau hubungan interpersonal dengan semua jamaah setiap hari.Hal ini yang membuat para jamaah / anggota organisasi selalu berupaya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu termasuk dalam masalah menata organisasi dan bisnis yang ada.
Disamping itu semua gerak langkah yang dilakukan setiap anggota organisasi atau jamaah selalu didasari atas idealisme yang kuat untuk menunjukkan kepada siapapun bahwa Islam adalah ajaran yang paripurna, mengajarkan bagaimana konsep hidup yang baik dan benar dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal menata organisasi yang sudah ada dan mengembangkannya atau menyampaikannya kepada semua jamaah yang ada di daerah yang ada jaringan hidayatullah.
Dalam tataran pelaksanaan manajerial organisasi faktor esoteris sangat berpengaruh dan menjadi determinator faktor eksoteris. Factor esoteris adalah prinsip sedangkan eksoteris adalah manifestasi.Artinya dalam pelaksanaan manajerial organisasi di lapangan, prinsip-prinsip ideologi tauhid yang dipegang oleh setiap anggota hidayatullah dijadikan pedoman dalam melaksanakan semua aktivitas keorganisasian.
Realita ini sepertinya memiliki arti penting bagi pemerhati pengembangan organisasi khususnya tentang konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis keagamaan. Jadi pengembangan organisasi dan bisnis akan bisa memperoleh hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien apabila menjadikan nilai-nilai dan konsep pemahaman agama sebagai pedoman dalam menjalankan semua aktifitas organisasi. Berikutnya dapat juga dikemukakann bahwa dalam menjalankan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis akan mencapai tujuan pengembangan yang di inginkan apabila menggunakan pendekatan manajemen komando imamah jama’ah.

F. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian (diskusi antara data dan teori) yang telah dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Konsep komunikasi yang diterapkan dalam proses pengembangan organisasi dan bisnis di lingkungan pesantren hidayatullah adalah konsep yang didasari oleh pemahaman ajaran Islam yang menghasilkan cara pandang bahwa dalam menentukan arah organisasi nilai-nilai yang terkandung dalam semua unsur komunikasi didasari oleh ideologi tauhid yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits yang dikenal dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Konsep ini diilhami oleh tarbiyah Allah kepada Rasul-Nya, kemudian tarbiyah Rasul kepada para sahabat, berikut umatnya. Disebut demikian karena tahapan-tahapan pembinaannya didasarkan atas urutan-urutan turunnya wahyu kepada Rasulullah mulai dari surat al-Alaq, al-Qolam, al-Muzammil, al-Mudatsir, dan al-Fatihah. Konsep inilah yang melandasi semua aktifitas organisasi Hidayatullah termasuk dalam hal pengembangan organisasi.
2. Strategi manajemen komunikasi dalam pengembangan organisasi adalah manajemen komando imamah jama’ah yang dalam aplikasinya menggunakan doktrin ideologi tauhid sebagai falsafah dan ta’at serta patuh pada imam sebagai doktrin operasional. Manajemen komando imamah jama’ah mengandung pengertian bahwa dalam proses kepemimpinan menggunakan pendekatan analogi imam dan makmum dalam sholat. Artinya apapun yang dilakukan imam selama itu tidak menyalahi aturan yang telah digariskan dalam ajaran Islam maka makmum harus mengikutinya.  Pola manajemen inilah yang sangat membantu proses pengembangan organisasi di lingkungan Pesantren Hidayatullah sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.












DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu), Jakarta: Madina Pustaka, 1998

Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, Jakarta: Madina Pustaka,2000

Abdul Manan, Rekayasa Ulang Budaya Organisasi Dakwah, Jakarta: Madina Pustaka, 2000

Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, cet. 6. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004

Indriyo G. et.al. Perilaku Keorganisasian cet.2, Yogyakarta: BPFE, 2000

KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, edisi. III, Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications Planning For Effective Public Relations & Marketing, USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2008

wikipedia.org/wiki/Hidayatullah


[1]. Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu),(Jakarta: Madina Pustaka, 1998), h. 15
[2] Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, (Jakarta: Madina Pustaka,2000), h. 25
[3] Abdul Manan, Rekayasa Ulang Budaya Organisasi Dakwah, (Jakarta: Madina Pustaka, 2000), h. 52
[4] Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, cet. 6. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), h. 29
[5]KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, edisi. III, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), h. 740
[6]KBBI, ibid, h. 964
[7]. Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, ibid, h. 5
[8]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications Planning For Effective Public Relations & Marketing, ( USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2008), h.165
[9]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 165
[10]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 165
[11] Ibid, h. 168
[12]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 168
[13] Ibid
[14]Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 168
[15] Ibid, h. 169
[16]Indriyo G. et.al. Perilaku Keorganisasian cet.2   ( Yogyakarta: BPFE, 2000), h. 12
[17]Indriyo G. et.al, Ibid, h. 12
[18]Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu), (Jakarta: Madina Pustaka, 1998), h. 75
[19]Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, (Jakarta: Madina Pustaka, 2000), h. 78
[20]Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, ibid, 78
[21] ibid
[22]Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah, h. 78
[23] ibid
[24]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[25]ibid
[26]ibid
[27]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[28]ibid
[29]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[30]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[31]Ibid
[32]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah

1 komentar: