Strategi
Komunikasi Pengembangan Organisasi dan Business
Pesantren
Hidayatullah Medan
Abstrak
Hidayatullah adalah organisasi sosial yang pada awalnya merupakan
sebuah pesantren.Seiring berjalannya waktu organisasi ini berubah menjadi
sebuah organisasi besar,berkembang diseluruh wilayah Indonesia.Kemajuan tersebut
tidak terlepas dari adanya strategi komunikasi pengembangan organisasi dan business
sertabantuan donator.Pesantren Hidayatullah memiliki sebuah tujuan tercapainya
masyarakat Islam yang kaffah.Namun untuk tujuan tersebut tidak mudah, karena
banyaknya perbedaan pendapatyang terjadi dikalangan masyarakat dalam memahami
maksud tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, bagaimanakahStrategi Komunikasi
Pengembangan organisasi dan Business yang dilakukan Pesantren Hidayatullah sehingga
dapat berkembang diseluruh wilayah Propinsi di Indonesia, dan bagaimana langkah-langkah
yang ditempuh Pesantren Hidayatullah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai
tersebut.Apa saja hambatan yang dihadapi pesantren Hidayatullah untuk maksud
tersebut dan selanjutnya bagaimana pesantren Hidayatullah menjawab tantangan
yang dikemukan masyarakat yang tidak sepaham dengan mereka.
Untuk maksud tersebut pesantren Hidayatullah memiliki Strategi Komunikasi
pengembangan organisasi dan business dengan pola pembinaan yang bersifat
dokrinasi.Pembinaan tersebut meliputi peningkatan pribadi yang tangguh dan siap
ditugaskan ke daerah-daerah untuk mengemban dakwah.Langkah langkah penugasan
kedaerah tersebut merupakan bagian dari bentuk rencana pengembangan jaringan
organisasidiimbangi dengan pengembangan businessguna tercapainya masyarakat
Islam tersebut.
Menurut Wilson &Odgen,
(2008: 165) dikemukakan bahwa dalam mencapai tujuan business ada lima prinsip
yaitu; 1. Menetapkan tujuan akhir dalam setiap waktu kegiatan, 2.Fokus pada
membangun hubungan dengan pengambil keputusan penting, apakah dia seorang klien
atau executive didalam organisasi anda,3. Waktu adalah penting, 4. Gunakan organisasi
yang logis dan tertentu,5. Fokus pada kesempatan dan solusi.
Melihat realita yang adapesantren Hidayatullah dengan cepat
mengikat perhatian masyarakat dengan memberikan solusi yang luas terhadap
berbagai masalah.Diantaranya dengan memberikan solusi yang rasional dan akurat
dengan mengidentifikasi permasalahan, mengkalkulasi biaya rencanakegiatan, membuka
berbagai peluang bussiness seperti penerbitan Majalah Suara Hidayatullah,
koperasi, biro perjalanan haji dan sekolah dari TK sampai perguruan tinggi yang
memiliki ciri tersendiri.
Berdasarkan analisa,business yang dijalankan sejak berdirinya
diarahkan untuk pengembangan organisasi dalam mencapai sebuah ideology semata.Langkah-langkah
yang ditempuh dalam mencapai tujuan, denganmemberikan pengkaderansistematis tepat
guna.Sedangkan dalam menghadapi hambatan disenyelesaikan berdasarkan persoalan
yang ada.Kemudian untuk menjawab tantangan masyarakat yang tidak sepaham diselesaikan
dengan memberikan taklim secara terbuka kepada kaum ibu dan bapak.
Sebagai kesimpulan, dapat dikemukakan bahwa pengembangan organisasi
dan business pesantren Hidayatullah mencapai hasil dan tujuan organisasi karena
menerapkan konsep yang dilandasi nilai-nilai agama yang kuat dan manajemen strategi
komando kepemimpinan yang Islami (imamah jama’ah). Hal ini juga didukung oleh
donator yang memberikan donasinya setiap waktu, juga pengurus organisasi yang
solid, kesadaran yang tinggi akan tanggung jawab sebagai seorang muslim.
A. Pendahuluan
Pesantren
Hidayatullah sebagai sebuah organisasi sosial lahir dari adanya hubungan pola
interaksi yang dilandasi oleh suatu keyakinan atau agama.Keberadaannya
merupakan wujud dari prilaku sosial yang dilandasi pada nilai-nilai religi dan
menjadi budaya interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.Nilai-nilai agama
yang ada dalam setiap individu kemudian menjadi kelompok, selanjutnya dijadikan
sebagai rujukan dalam melakukan interaksi sosial.Dengan modal nilai-nilai
religi inilah kemudianpesantren Hidayatullah sebagai organisasi sosial
keagamaan diakui masyarakat sebagai organisasi yang memiliki ciri khas
tersendiri.
Spesifikasi
pesantren Hidayatullah terutama terletak pada konsistensinya yang kuat sebagai
organisasi sosial yang didasarkan pada filosofi perjalanan perjuangan
Rasulullah dengan manhaj (metode) sistematika nuzulnya wahyu sebagai pola
dakwah.Metode pembinaan ini merupakan kontinuitas dan pengembangan dari gagasan
besar almarhum Ust.Abdullah Said sebagai pendiri pesantren hidayatullah[1].
Gagasan
besar yang dimiliki Ust.Abdullah Said merupakan suatu ideologi yang lahir dari
kajian mandalam beliau terhadap nilai-nilai ajaran Islam.Dalam kajian
organisasi dikenal istilah indoktrinasi sasaran, yaitu informasi tentang ideologi
untuk mengembangkan misi organisasi.Maksudnya, misi organisasi haruslah
disampaikan dengan strategikomunikasi mendasar kepada para anggota agar mereka
dapat mengenal sasaran-sasaran organisasi.Sebagai kelanjutan dari rasional
pekerjaan, informasi ideologi ini memungkinkan para anggota organisasi dapat
memahami gambaran besar organisasisehingga dapat bekerja lebih efektif.Mereka
dapat mengembangkan rasa ikut memiliki organisasi (sense of belanzing to the organization)[2].
Salah
satu strategi komunikasi mendasar dalam pengembangan organisasi dan bisnis yang
dilakukan pesantren Hidayatullah sehingga bisa berkembang adalah adanya pola
pembinaan yang bersifat dokrinasi yang berisi tentang bagaimana setiap individu
atau jama’ah memiliki pribadi yang tangguh dan siap ditugaskan ke daerah-daerah
untuk mengemban dakwah.Penugasan ke daerah ini merupakan bagian dari bentuk
rencana pengembangan jaringan organisasi Hidayatullah.Pengembangan organisasi dan
bisnis merupakan suatu proses yang berkaitan dengan serangkaian perencanaan
perubahan yang sistematis yang dilakukan secara terus menerus oleh organisasi[3],
dengan kata lain suatu proses penyiapan untuk mengelola upaya perencanaan
perubahan.
Saat
ini pesantren hidayatullah telah berkembang diseluruh wilayah Indonesia salah
satunya ada di Medan, dengan sebuah tujuan yang sama tercapainya masyarakat
Islam yang kaffah. Untuk maksud tersebut pesantren Hidayatullah mengembangkan beberapa unit usaha diantaranya
baitul maal sebagai wadah untuk mengumpulkan dana dari donator maupun
masyarakat, Pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi, Majalah, koperasi, dan
biro perjalanan haji. Namun untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah, karena
banyaknya perbedaan yang terjadi dikalangan masyarakat dalam memahami maksud
tersebut.
Pada
awal keberadaan pesantren Hidayatullah diMedan
pengembangannyadilakukan dengan mencari kepercayaan masyarakat dengan
memperkenalkan Majalah Hidayatullah sebagai
urat nadi terselenggaranya proses dakwah yang dibangun. Dengan sarana
bisnis awal ini hubungan kepada masyarakat dapat terjalin secara kontinyu sembari
memperkenalkan tujuan, visi dan misi yang akan dicapai. Dari upaya tersebut
melahirkan donator yang dapat menopang terselenggaranya langkah awal proses
pembelajaran, yang dikelola dengan menawarkan kepada masyarakat yang kurang
beruntung, untuk mendapatkan pendidikan gratis yang memadai dalam menjalankan
ajaran Islam secara konsisten, dengan menginap di rumah kontrakan yang
diperoleh dari donator sebagai santri. Usaha inilah yang kemudian melahirkan
pesantren hidayatullah di Medan sebagai organisasi yang memiliki beberapa unit
usaha yang solid sejalan dengan perubahan yang terjadi.
Melihat
perkembangan organisasi dan bisnis pesantren hidayatullah yang cukup pesat,
tentunya memiliki konsep dan strategi komunikasi yang jitu sehingga dalam waktu
yang relatif singkat pesantren Hidayatullah bisa menata organisasinya dengan
baik dan melakukan pengembangan organisasi dan bisnis dengan membuka cabang di
berbagai daerah di indonesia. Ini merupakan fenomena organisasi yang menarik
untuk dikaji lebih jauh.
B. Kerangka
Teori
Strategi
pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan.Namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya[4].Strategi
juga dinyatakansebagai jalan-jalan utama yang terpilih untuk menjamin
tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.Dalam kamus induk istilah ilmiah dijelaskan
bahwa strategi adalah taktik, kiat, cara-cara yang baik dan menguntungkan dalam
suatu tindakan[5].
Uraian lain menjelaskan strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran khusus[6]
Adapun
strategi komunikasi menurut Onong merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen komunikasi (communication
manajement) untuk mencapai suatu tujuan (goal).Untuk mencapai tujuan
tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya
secara taktis harusdilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach)
bisa berbeda-beda sewaktu-waktu, bergantung pada situasi dan kondisi[7].
Berkaitan
dengan Strategi komunikasi dalam pengembangan sebuah bisnis yang mampu menopang
terselenggaranya pengembangan organisasi sebagaimana tujuan yang akan dicapai, menurut
Wilson dibutuhkan Executif Summaryuntuk
dijadikan rujukan dalam menata keberhasilan bisnis yang telah dan sedang
berjalan. Executif summary merupakan
pandangan dari isi dokumen penting dan kesimpulan dari pembuat keputusan yang
penting.Wilson menyatakan Executive summary tidak boleh lebih dari empat
halaman, dua sampai tiga adalah yang paling baik. Ini dibutuhkan untuk ditulis
secara langsung terhadap target audiens sehingga ini jelas, kalimat yang pendek
dan poin-poin tertentu. Summary ini harus persis, fokus pada solusi, mengacu
pada detail tambahan yang sesuai dengan laporan atau rencana. Summary ini juga
harus ditulis dengan kata-kata dan frase yang menggugah gambaran visual dari
rencana yang diusulkan[8].
Wilson
juga menyatakan bahwa Executive summary yang baik harus memiliki 5 karakteristik dasar yaitu:
1. Ringkasan
ini harus dengan cepat menarik perhatian pembaca
2. Ringkasan
ini harus memberikan solusi yang luas terhadap masalah
3. Ringkasan
ini mengandung kata-kata dan frase visual
4. Ringkasan
ini memberikan solusi yang rasional dan akurat
5. Ringkasan
ini mengidentifikasi rencana anggaran[9]
Langkah
selanjutnya agar apa yang tertuang dalam Executive summary dapat dipahami dan
dimengerti dengan benar adalah presentase.
Menurut Wilson presentasi adalah seni menyajikan beberapa fakta untuk di
presentasikan. Dikemukannya bahwa teks yang baik, mungkin tidak akan memiliki
banyak dampak jika tidak disajikan dengan baik. Jadi, presentasi memainkan
peran penting. Sementara dalam memberikan presentasi kita harus
mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. pilihan kosakata, 2. penggunaan
bentuk pendek secara tertulis, 3. pilihan kata ganti, 4. pilihan tata bahasa[10]
Kemudian
Wilson menyatakan untuk kegiatan presentasi tersebut ada beberapa prinsip sukses
yang umum yaitu dengan penggunaan computer untuk menampilkan teks agar lebih
efektif dan menarik, yaitu sebagai berikut:
1. Tetapkan
tujuan akhir dalam pikiran pada setiap waktu.
2. Fokus pada
membangun hubungan dengan pengambil keputusan penting apakah dia seorang klien
atau executive didalam organisasi.
3. Waktu adalah
penting.
Kebanyakan
presentasi harus singkat, akurat, dan langsung ke pokok. Presentasi yang lama
sering menghilangkan pendengar .
4. Gunakan
organisasi yang logis dan tertentu.
Gunakan
dasar penelitian, pendekatan yang analitis untuk menyelesaikan masalah sehingga
klien akan paham. Fokus pada kesempatan dan solusi.
5.
Bersiap-siaplah dan tatalah diri anda dengan baik, gunakan dengan alat bantu
visual[11].
Sebagai
contoh presentasi bisnis sebuah
organisasiyang dikemukan oleh Wilson sebagai berikut:
1.
Memperkenalkan
diri anda dan agenda pengulangan.
Dinyatakan
oleh Wilson bahwa presentasi bisnis biasanya terdari dari dua jenis yaitu
presentase lisan dan presentasi tertulis.Dalam presentasi lisan, komunikator
harus menggunakan suara yang jelas, harus memiliki pengetahuan yang
komprehensif tentang topik, dan harus memiliki kepribadian yang rapi. Sementara
memberikan presentasi, pertama yang disampaikan biasanya adalah salam, kemudian
memperkenalkan topik yang diperkenalkan dengan cara yang menarik. Akhir dari
presentasi biasanya menyatakan kembali subjek, merangkum poin-poin penting, dan
menarik kesimpulan[12].
Lebih
lanjut Wilson menyatakan dalam kasus presentasi slide, presenter dapat
menggunakan alat yang berbeda seperti-grafik, tabel, gambar dll untuk membuat
presentasi lebih attractive. Berikut adalah beberapa faktor penting yang harus
kita pertimbangkan ketika memberikan presentasi slide:
a.
Lay out: Kita
harus menggunakan desain tata letak yang baik sementara membuat presentasi ini
harus terlihat jelas oleh pembaca. Sementara merancang tata letak kita bisa
memilih jenis huruf dan ukuran yang ingin kita gunakan. Komputer juga
memungkinkan kita untuk gaya tipografi sesuai keinginan kita seperti, miring
polos, tebal, garis bawah, bayangan, modal kecil dll
b.
Visual: Gambar visual adalah cara yang
ampuh untuk mengkomunikasikan ide-ide yang kompleks. Bisnis orang yang terbiasa
dengan penggunaan grafik dan diagram untuk menyajikan informasi numerik dengan
cara yang membuatnya lebih mudah untuk dipahami. Beberapa gambar visual adalah
tabel, grafik dan diagram.
2. Review
peluang dan masalah, tunjukkan pemahaman posisi klien yang potensial melalui
penelitian[13].
Sebagai
kesimpulan yang dikemukan oleh Wilson dinyatakan bahwa Executive summary dan
presentasi bisnis adalah kunci hubungan komunikasi yang paling banyak pada
hubungan publik atau rencana marketing.Perubahan tidak terjadi jika anda tidak
mengkomunikasikan rencana dengan efektif atau membuat solusi terhadap pengambil
keputusan.Pada masa ini executive summary dan presentasi bisnis adalah kunci
memperoleh pengambil keputusan.Kedua hal tersebut harus didekati dengan
analisis yang digunakan dalam rencana anda. Jika dilakukan dengan benar hal ini
akan memberikan keuntungan-keuntungan[14].
Akhirnya
Wilson mengemukakan bahwa dalam mencapai tujuan Bussiness tidak peduli seberapa
kreatif dan cerdik perencanaan yang dilakukan, perubahan tidak akan terjadi
kecuali secara efektif mengkomunikasikan rencana atau adanya sebuah solusi
untuk para pengambil keputusan dengan menunjukkan kekritisan sumber daya yang
dimiliki dengan memberikan rencana jalan
keluar atau solusi yang akan ditempuh: Seperti semua hubungan, sasaran yang
akan dituju terlebih dahulu harus diyakinkan dalam memperhatikan pesan, kemudian diyakinkan untuk bertindak atas
maksud tersebut. Meyakinkan pengambil keputusan untuk menggunakan solusi yang
ditawarkan memerlukan proses dua langkah yang sama yaitu mendapatkan
perhatian dan persetujuan masyarakat[15].
C. Metodologi
Menurut
Cherrington sebagaimana dikutip Indriyo G. pengembangan organisasi meliputi
suatu pendekatan diagnosis dan pemecahan masalah yang bersifat menyeluruh untuk
menghindarkan keruntuhan organisasi dan untuk menciptakan pembaharuan bagi
organisasi[16].Adanya
pola atau regularitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat
hubungan antara orang-orang yang mentransformasikan mereka dari suatu kumpulan
individu menjadi kelompok orang atau dari sejumlah kelompok menjadi suatu
sistem sosial yang lebih besar dengan komunikasi[17].
Adapun
metode pengembangan organisasi dan bisnis pesantren hidayatullah tidak lepas dari bentuk konsep dan strategi komunikasi jitu yang
dibangun para pengurus lembaga khususnya pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses
organisasi, dan komunikasi merupakan hal mutlak dan harus ada dalam suatu
organisasi apapun bentuknya. Pola komunikasi pimpinan yang bersifat
doktrinasi senantiasa menjadi kebiasaan pada saat menyampaikan ceramah,
taushiah, atau hubungan interpersonal dengan semua jamaah setiap hari.Hal ini
yang membuat para jamaah / anggota organisasi selalu berupaya menjadi lebih
baik dari waktu ke waktu termasuk dalam masalah menata organisasi dan bisnis yang
ada[18].
Semua
gerak langkah yang dilakukan setiap anggota organisasi atau jamaah selalu
didasari atas idealisme yang kuat untuk menunjukkan kepada siapapun bahwa Islam
adalah ajaran yang paripurna, mengajarkan bagaimana konsep hidup yang baik dan
benar dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal menata organisasi dan
bisnis yang sudah ada dan mengembangkannya atau menyampaikannya kepada semua
jamaah yang ada di daerah yang ada jaringan hidayatullah.
Konsep
dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis Pesantren
Hidayatullah berdasarkan data hasil wawancara mendalam dengan informan berupa
ungkapan dan cerita asli para informan yang terkait langsung dengan seluk beluk
mengenai konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis dilengkapi
dengan berbagai data sekunder.Dari keseluruhan penuturan para informan tentang
konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis Hidayatullah
dapat dilihat dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Ajaran Islam
Sebagai Konsep Berorganisasi dan Berbisnis
Didalam
lingkungan pesantren dengan segala bentuk aktivitas sehari-hari yang diselimuti
oleh kegiatan keagamaan akan membentuk pola pikir dan cara pandang bagi siapa
saja yang tinggal di dalamnya, termasuk cara pandang terhadap aturan organisasi.
Apalagi dibarengi dengan adanya kajian-kajian keislaman, juga ceramah maupun
taushiah yang sering disampaikan akan membentuk karakter tersendiri bagi siapa
saja yang tinggal di dalamnya.
Begitu
juga dengan perkembangan organisasi dan bisnis hidayatullah, menurut informan
pertama pertumbuhan dan perkembangan organisasidan bisnis Hidayatullah tidak
bisa lepas dari ajaran islam itu sendiri, yaitu dalam memahami islam sebagai
suatu ajaran untuk membangun masyarakat yang berperadaban tinggi, agung, pesantren
memilih suatu manhaj atau metodologi yang diyakini sebagai sebuah metodologi
yang efektif untuk menumbuhkembangkan diri dan masyarakat. Jadi tidak bisa
lepas dari sana”, dan jika bertitik tolak dari ajaran islam itu sendiri dalam
melakukan pembinaan terhadap santri, maka rujukannya adalah sebagaimana dicontohkan rasul dalam al Qur’an
surat al jumu’ah ayat 2.Pendapat ini juga dipertegas oleh informan berikutnya
ust. Abdul Manan seperti penjelasan beliau berikut : konsep, ide dasar,
filosofi lahirnya lembaga ini tidak bisa lepas dari ajaran islam itu sendiri.
Apapun permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini, termasuk dalam hal
berorganisasi kita harus merujuk pada ajaran Islam (back to Islam)[19].
2. Faktor
Kepemimpinan / Imamah
Dalam
mengatur organisasi dan bisnis di lingkungan Pesantren Hidayatullah, faktor
pemimpin sangat besar pengaruhnya dalam menentukan aturan main organisasi
(manajemen organisasi). Figur pimpinan yang memiliki banyak kelebihan seperti
memiliki rohani (spiritual) yang baik, intelek, bermoral, dan
kelebihan-kelebihan lain akan sangat berpengaruh dalam setiap langkah
pertumbuhan organisiasi dan bisnis yang ada.
Disamping
itu dikemukakan bahwa dalam masalah kepemimpinan di hidayatullah dikenal
istilah organisasi imamah jama’ah, seperti yang dijelaskan oleh ust.
Abdurrahman berikut ; “dalam sebuah
kebangkitan masyarakat harus ada sosok pemimpin yang memiliki kemauan kuat
untuk merubah masyarakat tersebut dengan suatu konsep yang jelas sebagaimana
yang digambarkan dalam al Qur’an surat al jumu’ah ayat 2. Kebangkitan sebuah
masyarakat atau organisasi akan baik apabila seorang pemimpin itu mampu
melakukan pencerahan spiritual, intelektual, moral, tilawah, tazkiah adalah
sangat mendasar[20].
Dari situ pribadi-pribadi yang ada dalam jama’ah itu memiliki kesamaan dalam
berbagai hal, seperti idealisme, visi, misi dan orientasi hidup yang sama juga.
Hal ini penting sekali sebagai suatu kultur hidup yang sama, mereka siap dalam
satu kepemimpinan, organisasi imamah jama’ah ditata untuk melakukan sesuatu
yang sama secara spiritual, moral dan intelektual melakukan kesadaran pribadi,
jamaa’i, itu penting sekali dari sini
orang-orang diorganisasikan dalam suatu organisasi yang namanya ormas
Hidayatullah[21].
Pola
kepemimpinan yang dibangun Al marhum ustazd Abdullah Said tersebut dijadikan
pedoman dalam membangun tradisi di semua cabang hidayatullah yang sudah ada.
Dengan kata lain sebagai tempat penyemaian untuk kemudian diduplikasi
sebagaimana penjelasan beliau ust. Abdurrahman lebih lanjut.
Dari
tempat penyemaian tersebut, karena kita mulai dari membina SDM, mulai dari
adanya pemimpin yang mampu untuk membina jama’ah itu dalam bentuk wadah
pesantren atau orsos.Dari sini sudah ada sosok kader yang taat pada
pimpinannya, karena ada kesamaan visi misi dan idealisme itu besar maka
melahirkan tanggung jawab yang besar juga. Setelah itu mereka siap melakukan
pekerjaan apapun yang terkait dengan idealisme, sehingga ini yang membuat
mereka taat untuk ditugaskan pada bidang apa sajadan dimana saja dan itu yang
membuat Hidayatullah cepat untuk berkembang, tersebar dan melakukan sesuatu
duplikasi daripada yang pernah dirasakan di tempat dimana ada instruktur, ada
pembimbing yang bisa membimbing. Ini sebenarnya persoalan adanya pemimpin yang
melakukan proses kaderisasi, itu yang bisa mempercepat langkah-langkah
Hidayatullah untuk tersebar diseluruh wilayah Indonesia[22].
3. Islam
Sebagai Idiologi Organisasi
Organisasi
Hidayatullah hadir dengan anggota yang memiliki modal pemahaman agama yang kental, yaitu dengan adanya
pemahaman islam sebagai ideologi mereka dalam menempuh hidup ini baik susah
maupun senang. Seperti yang diuraikan informan berikut ; Islam itu sebagai
basis yang mendorong orang tumbuh dan berkembangnya kreatifitas, jadi bukan
berarti Qur’an dan sunnah tak sempurna, sangat sempurna dan memberikan dasar
dalam pengembangan keberadaannya dalam bentuk pikiran itu. Oleh karena itu bisa
berkembang secara sendiri, natural (alami) karena adanya kebutuhan yang
mendasar, terus ada upaya-upaya sendiri sehingga menemukan teori-teori atau
ilmu-ilmu atau menemukan cara-cara terbaik sehingga bila dibandingkan dengan
teori yang disusun para fakar[23].
D. Studi kasus
Pada
tanggal 7 Januari 1973 (kalender Islam: 2 Dzulhijjah 1392 Hijr) Hidayatullah
didirikan di Balikpapan dalam bentuk sebuah pesantren oleh Ust. Abdullah Said
(alm), kemudian berkembang dengan berbagai amal usaha di bidang sosial, dakwah,
pendidikan dan ekonomi serta menyebar ke berbagai daerah di seluruh provinsi di
Indonesia. Hidayatullah mengubah bentuk organisasinya menjadi organisasi
kemasyarakatan (ormas) melalui Musyawarah Nasional I pada tanggal 9–13 Juli
2000 di Balikpapan, dan menyatakan diri sebagai gerakan perjuangan Islam[24].
Pada
tahun1978 Hidayatullah mulai melakukan pengiriman da’i ke seluruh Indonesia dan
mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Hidayatullah ( STIM-HIDA ) di Depok,
Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim (STAIL) di Surabaya dan Sekolah
Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STIS Hidayatullah) di Balikpapan sebagai
lembaga pendidikan untuk pengkaderan da’i dengan memberlakukan beasiswa penuh
(biaya pendidikan dan biaya hidup) bagi mahasiswa STAIL dan STIS dengan pola
ikatan dinas. Da'i ini kemudian mendapatkan tunjangan maksimal hingga 3 tahun
atau sampai mereka mampu menjadi pelaku ekonomi di tempatnya berada[25].Mulai
tahun 1998 lembaga pendidikan kader da’i ini telah menghasilkan lulusan dan
telah mengirimkan da’i ke berbagai daerah terutama Indonesia Bagian Timur dan
Tengah. Setidaknya setiap tahun, Hidayatullah mengirimkan 150 da’i ke berbagai
daerah di Indonesia dengan 50 di antaranya adalah lulusan strata satu dari
lembaga pendidikan kader da’i[26].
Lembaga
pendidikan Hidayatullah meliputi Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain pra
sekolah, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di hampir semua Daerah, Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
setidaknya ada di setiap Wilayah dan 3 perguruan tinggi di Surabaya, Balikpapan
dan Depok.Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS) adalah institusi berupa pesantren
bagi anak yatim piatu.Ada lebih dari 200 Pusat Pendidikan Anak Shaleh (PPAS)
dengan jumlah anak yatim piatu dan tidak mampu dimana setiap PPAS menampung
sekitar 150 orang anak.Keanggotaan Hidayatullah bersifat terbuka, dimana
usahanya berfungsi sebagai basis pendidikan dan pengkaderan[27].Jaringan
kerja Hidayatullah didukung dengan keberadaan 26 DPW dan 194 DPD, 51 DPD
terdapat di Pulau Jawa dan 143 DPD ada di luar Pulau Jawa. Jumlah DPC, PR dan
PAR tidak dicantumkan karena pertumbuhannya yang terus berubah[28]. Berikut
amal usaha yang dikembangkan Hidayatullah sebagai berikut:
1. Pesantren Hidayatullah
Sebagai
sebuah sarana bisnis,pesantren Hidayatullah berfungsi sebagai tempat untuk
mendalami ilmu.Pesantren-Pesantren Hidayatullah seperti halnya pesantren di
tempat lain, berfungsi sebagai tempat untuk mendalami ilmu-ilmu diniyah.
Lingkungan kampus Pesantren juga berfungsi sebagai miniatur kehidupan berimamah
dan berjamaah. Selain dihuni santri yang tinggal di asrama, di Pesantren juga
tinggal guru, pengasuh, pengelola, dan jamaah Hidayatullah yang berkeinginan
menetap di sekitar Pesantren dalam rangka belajar menegakkan Islam. Pesantren
Hidayatullah mengupayakan tersedianya kawasan di sekitar kampus yang dapat
dibeli oleh masyarakat secara selektif.Pesantren ini dihuni santri yang tinggal
di asrama, guru, pengasuh, pengelola dan jamaah Hidayatullah.
Pola
pengajaran di Pesantren Hidayatullah adalah sistem pesantren modern, yaitu
penggabungan mata ajaran umum dan mata ajaran khusus atau keislaman. Mata
ajaran umum sama seperti mata ajaran pada sekolah - sekolah umum lainnya,
contohnya matematika, fisika, kimia dll. Mata ajaran khusus yaitu mata ajaran
yang berkaitan dengan keislaman, contohnya aqidah, fiqih, bahasa arab, dan
hafalan/tahfidz Al Qur'an, serta masih banyak lagi mata ajaran yang lain,
sesuai dengan jenjang pendidikan dan letak kampus (contoh: kurikulum di
Surabaya sedikit berbeda dengan di Jakarta dan di Medan)[29].
Pesantren
Hidayatullah di Medan mengelola pendidikan dari tingkat Taman kanak-kanak, Mts,
dan MA.Santri untuk Taman kanak-kanak berasal dari anak warga yang tinggal di
pesantren dan disekitar pesantren.Adapun untuk santri MTs dan MA berasal dari
daerah sekitar Medan.Sistem pembelajaran yang dilakukan dengan mondok. Berbeda
dengan pesantren dan pendidikan yang diklola kebanyakan pesantren yang lain,
Hidayatullah pada awal berdiri sampai terjadi perubahan organisasi seluruh kegiatan
pembelajaran dari mondok sampai biaya sekolah tidakdipungut biaya. Setelah terjadi
perubahan status organisasi pembelajaran yang dijalankan mulaimemungut biaya
dari para santri sesuai dengan kemapuan santri yang bersangkutan.Sejalan dengan
perkembangan, kini untuk santri yang mondok dipesantren dikenakan biaya untuk
oprasional pembelajaran yang berlangsung.Hal ini bukan berarti tidak memberikan
kesempatan kepada santri yang kurang mampu untuk memperoleh pendidikan di
pesantren hidayatullah, karena santri yang tidak mampu di biayai sepenuhnya oleh
baitul mal Hidayatullah.
2. Baitul maal Hidayatullah
Baitul Maal Hidayatullah (BMH) adalah lembaga
di bawah Hidayatullah yang berfungsi mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan
wakaf ummat. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) mendapat pengukuhan sebagai lembaga
amil zakat nasional melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
No. 538 tahun 2001.BMH mengelola dana milik ummat yang dipercayakan kepada
Hidayatullah untuk disalurkan bagi pemberdayaan ummat, memajukan
lembaga-lembaga pendidikan maupun sosial, memajukan dakwah Islam, mengentaskan
kaum dhuafa (lemah) maupun mustadh’afin (tertindas)[30].
Perjalanan
baitul mal Hidayatullah di Medan tidak luput juga dari perubahan yang terjadi,
dari mulai pergantian pengurus sampai pada perubahan kebijakan penggunaan dana
yang diperoleh. Kalau pada awalnya hampir seluruh dana yang terkumpul di baitul
mal di fungsikan untuk pendidikan, saat ini dana yang terkumpul disamping untuk
biaya pendidikan juga dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat yang kurang
beruntung untuk mendapatkan bantuan
usaha yang dijalankan atau untuk memberikan bantuan anggota hidayatullah
yang ingin membuka usaha.
3. Majalah Suara Hidayatullah
Majalah
Suara Hidayatullah, atau biasa disingkat Majalah Hidayatullah merupakan salah
satu dari badan usaha di lingkungan Hidayatullah yang menggarap bidang pers.
Majalah ini dikelola oleh PT Lentera Jaya Abadi, sebuah badan usaha milik ormas
Hidayatullah.Awalnya, majalah ini hanya berupa buletin hasil karya beberapa
santri di Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Mengingat betapa strategisnya
dakwah bil qalam melalui media massa, buletin tersebut terus dikembangkan
sampai akhirnya berbentuk majalah seperti sekarang. Majalah Suara Hidayatullah
berisi tentang problematika dan dinamika dakwah, baik di Indonesia maupun
dunia. Di dalamnya ada rubrik wawancara dengan tokoh ternama, kajian al-Qur`an
dan Hadits, kisah kepahlawanan perjuangan da’i di berbagai pelosok tanah air,
hingga masalah keluarga.Tiras majalah yang terbit sebulan sekali ini sekarang
mencapai 50.000-55.000 eksemplar, tersebar di seluruh pelosok tanah air, mulai
dari Banda Aceh sampai Merauke. Majalah Suara Hidayatullah berkantor pusat di
Surabaya, Jawa Timur[31].
Pendistribusian
Majalah Hidayatullah di Medan dilakukan dengan pendekatan personal.Hal ini
dimaksudkan untuk lebih memperat silaturahmi antara pembaca hidayatullah dengan
organisasi.Pada umumnya yang membaca majalah Hidayatullah adalah para
simpatisan yang mendukung gerakan hidayatullah.Pada awal hidayatullah
mendistribusikan majalah ini hanya berkisar 200 sampai 250 exemplar perbulan, saat
ini jumlah majalah yang tersalur di Medan dan sekitarnya hampir mencapai 5000
eksemplar.Hal ini didukung oleh perkembangan organisasi yang semakin dikenal oleh
masyarakat dan Jemaah pengajian yang dibina turut serta membantu
pendistribusian majalah ini.Disamping itu berita yang disampaikan mungkin
menjadi daya tarik tersendiri bagi para pembacanya untuk selalu menjadi
pelanggan tetap majalah hidayatullah.
4. Induk Koperasi Hidayatullah (Inkophida)
Induk
Koperasi Hidayatullah (Inkophida) adalah koperasi sekunder yang menjadi wadah
seluruh jaringan Koperasi Hidayatullah yang tersebar diseluruh Indonesia.
Inkophida didirikan di Jakarta pada tahun 1999, dan telah mendapatkan
pengesahan dari Menteri Koperasi dan Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia nomor : 013/BH/M.1/1999, tanggal 9 April 1999. Saat ini
Inkophida memiliki 9 (sembilan) Puskophida (Pusat Koperasi Hidayatullah)
ditingkat provinsi dan 142 Kophida (Koperasi Primer Hidayatullah) di tingkat
Kabupaten/Kota.Visi Inkophida adalah membangun jaringan ekonomi ummat yang
berkeadilan dan saling menguntungkan[32].
Koperasi
Hidayatullah di Medan masih belum dapat dikatakan maju seperti unit usaha yang
lain. Koperasi yang ada baru sebatas melayani kegiatan pengadaan barang
kebutuhan pendidikan dan kebutuhan rumah tangga. Untuk modal awal usaha ini
dana yang diperoleh disamping dari anggota juga diperoleh dari baitul mal hidayatullah. Keuntungan dari usaha koperasi bisanya disalurkan melalui baitul
hidayatullah juga.
Disamping
usaha yang dikembangkan sebagaimana yang dikemukan, ada juga usaha-usaha lain
yang dijalankan hidayatullah untuk menopang keberhasilan program pendidikan dan
pengkaderan yang dijalankan.
E. Analisis
Berdasarkan
analisa yang dilakukan penulis,Hidayatullah menjadikan amal-amal usahanya
bersifat otonom, dan berfungsi sebagai basis pendidikan dan perkaderan.Hidayatullah
merupakan wadah bagi komponen ummat Islam yang ingin mewujudkan idealismenya
membangun masyarakat Islami dengan mengacu kepada metode/manhaj
nubuwwah.Hidayatullah berpegang teguh kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.Ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak, karena itu segala urusan dikembalikan
kepada Allah dan Rasul-Nya.
Amal
usaha/bisnis yang dikembangkan hidayatullah dalam rangka untuk pengembangan dan
menjalankan dakwah sebagai agenda utama Hidayatullah dalam pelurusan masalah aqidah; imamah dan jamaah (tajdid); pencerahan kesadaran (tilawatu ayatillah); pembersihan jiwa (tazkiyatun-nufus); pengajaran dan
pendidikan (ta’limatul-kitab wal-hikmah)
menuju lahirnya kepemimpinan dan ummat terbaik.Hidayatullah memandang bahwa
kemunduran umat Islam lebih disebabkan karena pandangan yang parsial dalam memahami
keholistikan ajaran Islam. Masing-masing kelompok mengambil tema dan titik
tekan program sesuai dengan pandangannya yang sangat parsial bahkan tema dan
titik program itu seringkali menjadi semacam ‘ideologi’ kelompok.
Dengan
agenda yang telah disetting, Hidayatullah menyatakan diri sebagai Gerakan
Perjuangan Islam (Al-Harakah al-Jihadiyah
al-Islamiyah) dengan dakwah dan tarbiyah sebagai program utamanya,sebagai
organisasi massa Islam yang berbasis kader.Agar hidayatullah dapat bertahan
terhadap lingkungan yang selalu berubah, maka hidayatullah selalu berusaha
meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya.Dari aspek manajemen, upaya yang
dilakukan dengan meningkatkan keberhasilan organisasi dalam menjawab perubahan
lingkungan tersebut diantaranya dengan melakukan pengembangan organisasi dan
bisnis yang dikelola sebagai penopang terwujudnya idealisme membangun
masyarakat Islami.
Jika
dikaitkan dengan pengembangan organisasi dan bisnis sebagaimana dikemukakan Wilson,
yang menyatakan bahwa Executive summary dan presentasi bisnis adalah kunci
hubungan komunikasi yang paling banyak pada hubungan publik atau rencana
marketing sepertinya hal ini telah dilaksanakan hidayatullah dengan baik.
Dinyatakan hubungan publik atau rencana marketingtidak terjadi jika tidak
mengkomunikasikan rencana dengan efektif atau membuat solusi terhadap pengambil
keputusan.
Dikemukakan
Wilson bahwa dalam mencapai tujuan Bussiness tidak peduli seberapa kreatif dan
cerdik perencanaan yang dilakukan, perubahan tidak akan terjadi kecuali secara
efektif mengkomunikasikan rencana atau adanya sebuah solusi untuk para
pengambil keputusan dengan menunjukkan kekritisan sumber daya yang
dimiliki dengan memberikan rencana jalan
keluar atau solusi yang akan ditempuh: Seperti semua hubungan, sasaran yang
akan dituju terlebih dahulu harus diyakinkan dalam memperhatikan pesan, kemudian diyakinkan untuk bertindak atas
maksud tersebut. Meyakinkan pengambil keputusan untuk menggunakan solusi yang
ditawarkan memerlukan proses dua langkah yang sama yaitu mendapatkan perhatian dan persetujuan masyarakat, inilah yang
dijalankan oleh pimpinan hidayatullah dengan selalu memberikan arahan dan
bimbingan berupa doktrin-doktrin religious/komunikasi islami dengan tidak
mengesampingkan kebutuhuhan mendasar yang dibutuhkan.
Sebagai
organisasi sosial keagamaan yang dibangun atas dasar pola interaksi sosial yang
didasari nilai-nilai keyakinan agama yang kuat dan mantap, keberadaan
Hidayatullah di Medan semakin establish dan banyak mendapat dukungan dari
berbagai elemen masyarakat. Misalnya, birokrasi pemerintah, tokoh masyarakat
setempat, tokoh nasional, dan dukungan para tokoh yang datang dari berbagai
daerah pada saat melakukan kunjungan. Dari berbagai dukungan tersebut kemudian
kepercayaan masyarakat kepada Hidayatullah semakin meningkat, akibatnya usaha yang dikembangkan Hidayatullah mampu
bersaing dengan usaha-usaha yang yang lain.
Kemajuan
Hidayatullah tersebut tidak lepas dari bentuk
konsep dan strategi komunikasi yang dibangun para pengurus organisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam kenyataannya masalah komunikasi business
senantiasa muncul dalam proses organisasi, dan komunikasi merupakan hal mutlak
dan harus ada dalam suatu organisasi apapun bentuknya. Komunikasi merupakan
alat penghubung dan pembangkit kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga
menghasilkan sinergi.
Fenomena
lain yang bisa dicermati bahwa keberadaan Hidayatullah sebagai salah satu
organisasi social yang memiliki pesantren di Indonesia memililiki keunikan
tersendiri. Keunikan yang dimaksud adalah pola komunikasi pimpinan yang
bersifat doktrinasi senantiasa menjadi kebiasaan pada saat menyampaikan
ceramah, taushiah, atau hubungan interpersonal dengan semua jamaah setiap
hari.Hal ini yang membuat para jamaah / anggota organisasi selalu berupaya
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu termasuk dalam masalah menata organisasi
dan bisnis yang ada.
Disamping
itu semua gerak langkah yang dilakukan setiap anggota organisasi atau jamaah
selalu didasari atas idealisme yang kuat untuk menunjukkan kepada siapapun
bahwa Islam adalah ajaran yang paripurna, mengajarkan bagaimana konsep hidup
yang baik dan benar dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal menata
organisasi yang sudah ada dan mengembangkannya atau menyampaikannya kepada
semua jamaah yang ada di daerah yang ada jaringan hidayatullah.
Dalam
tataran pelaksanaan manajerial organisasi faktor esoteris sangat berpengaruh
dan menjadi determinator faktor eksoteris. Factor esoteris adalah prinsip
sedangkan eksoteris adalah manifestasi.Artinya dalam pelaksanaan manajerial
organisasi di lapangan, prinsip-prinsip ideologi tauhid yang dipegang oleh
setiap anggota hidayatullah dijadikan pedoman dalam melaksanakan semua
aktivitas keorganisasian.
Realita
ini sepertinya memiliki arti penting bagi pemerhati pengembangan organisasi
khususnya tentang konsep dan strategi komunikasi pengembangan organisasi dan
bisnis keagamaan. Jadi pengembangan organisasi dan bisnis akan bisa memperoleh
hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien apabila menjadikan nilai-nilai
dan konsep pemahaman agama sebagai pedoman dalam menjalankan semua aktifitas
organisasi. Berikutnya dapat juga dikemukakann bahwa dalam menjalankan strategi
komunikasi pengembangan organisasi dan bisnis akan mencapai tujuan pengembangan
yang di inginkan apabila menggunakan pendekatan manajemen komando imamah
jama’ah.
F. Kesimpulan
Dari
pembahasan hasil penelitian (diskusi antara data dan teori) yang telah
dilakukan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Konsep
komunikasi yang diterapkan dalam proses pengembangan organisasi dan bisnis di
lingkungan pesantren hidayatullah adalah konsep yang didasari oleh pemahaman
ajaran Islam yang menghasilkan cara pandang bahwa dalam menentukan arah
organisasi nilai-nilai yang terkandung dalam semua unsur komunikasi didasari
oleh ideologi tauhid yang bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits yang dikenal
dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Konsep ini diilhami oleh tarbiyah
Allah kepada Rasul-Nya, kemudian tarbiyah Rasul kepada para sahabat, berikut
umatnya. Disebut demikian karena tahapan-tahapan pembinaannya didasarkan atas
urutan-urutan turunnya wahyu kepada Rasulullah mulai dari surat al-Alaq,
al-Qolam, al-Muzammil, al-Mudatsir, dan al-Fatihah. Konsep inilah yang
melandasi semua aktifitas organisasi Hidayatullah termasuk dalam hal
pengembangan organisasi.
2. Strategi
manajemen komunikasi dalam pengembangan organisasi adalah manajemen komando
imamah jama’ah yang dalam aplikasinya menggunakan doktrin ideologi tauhid
sebagai falsafah dan ta’at serta patuh pada imam sebagai doktrin operasional.
Manajemen komando imamah jama’ah mengandung pengertian bahwa dalam proses
kepemimpinan menggunakan pendekatan analogi imam dan makmum dalam sholat.
Artinya apapun yang dilakukan imam selama itu tidak menyalahi aturan yang telah
digariskan dalam ajaran Islam maka makmum harus mengikutinya. Pola manajemen inilah yang sangat membantu
proses pengembangan organisasi di lingkungan Pesantren Hidayatullah sehingga
dapat mencapai hasil yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika
Nuzulnya Wahyu), Jakarta: Madina Pustaka, 1998
Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, Jakarta: Madina
Pustaka,2000
Abdul Manan, Rekayasa Ulang Budaya Organisasi Dakwah, Jakarta:
Madina Pustaka, 2000
Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, cet. 6. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2004
Indriyo G. et.al. Perilaku Keorganisasian cet.2, Yogyakarta: BPFE,
2000
KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, edisi. III, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002
Laurie J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications
Planning For Effective Public Relations & Marketing, USA: Kendall/Hunt Publishing
Company, 2008
wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[1].
Abdul Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya
Wahyu),(Jakarta: Madina Pustaka, 1998), h. 15
[2]
Abdul Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, (Jakarta: Madina
Pustaka,2000), h. 25
[3]
Abdul Manan, Rekayasa Ulang Budaya Organisasi Dakwah, (Jakarta: Madina Pustaka,
2000), h. 52
[4]
Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, cet. 6. (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004), h. 29
[5]KBBI,
Departemen Pendidikan Nasional, edisi. III, (Jakarta:Balai Pustaka, 2002), h.
740
[6]KBBI,
ibid, h. 964
[7].
Efendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, ibid, h. 5
[8]Laurie
J. Wilson & Joseph D. Odgen, Strategic Communications Planning For
Effective Public Relations & Marketing, ( USA: Kendall/Hunt Publishing
Company, 2008), h.165
[9]Laurie
J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 165
[10]Laurie
J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 165
[11]
Ibid, h. 168
[12]Laurie
J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 168
[13]
Ibid
[14]Laurie
J. Wilson & Joseph D. Odgen, Ibid, h. 168
[15]
Ibid, h. 169
[16]Indriyo
G. et.al. Perilaku Keorganisasian cet.2
( Yogyakarta: BPFE, 2000), h. 12
[17]Indriyo
G. et.al, Ibid, h. 12
[18]Abdul
Manan, Membangun Islam Kaffah (Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu), (Jakarta:
Madina Pustaka, 1998), h. 75
[19]Abdul
Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan
Esok, (Jakarta: Madina Pustaka, 2000), h. 78
[20]Abdul
Manan, Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok, ibid, 78
[21]
ibid
[22]Abdul
Manan, Membangun Islam Kaffah, h. 78
[23]
ibid
[24]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[25]ibid
[26]ibid
[27]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[28]ibid
[29]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[30]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
[31]Ibid
[32]wikipedia.org/wiki/Hidayatullah
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus